Batam (ANTARA) - Warga Kepulauan Riau, khususnya Kota Batam, perlu memahami dan berlatih kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi, meskipun wilayah tersebut aman dari gempa tektonik, seperti megathrust, dimikian dikatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam.

“Untuk wilayah Indonesia yang relatif aman dari gempa selain Kepulauan Riau, termasuk Kalimantan dan Bangka Belitung. Penyebabnya karena lokasinya jauh dari pertemuan lempeng tektonik,” kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam Andini di Batam, Sabtu.

Gempa bumi megathrust menjadi perbincangan di media sosial karena diprediksi mengguncang Indonesia dan berpotensi tsunami.

BMKG menilai rilis gempa di kedua segmen megathrust, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, dapat dikategorikan tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

Meski menjadi perbincangan publik, pihaknya tidak banyak menerima pertanyaan dari masyarakat Kepri terkait dengan potensi megathrust, seperti terjadi di masyarakat wilayah lain.

“Kalau di Batam kami tidak terlalu banyak mendapat pertanyaan (terkait megathrust) dari masyarakat,” katanya.

Posisi Kepulauan Riau yang tidak berada dekat dengan pertemuan lempeng, sehingga terbilang aman dari gempa. Megathrust kemungkinan terjadi di Jawa dan Sumatra.

“Memang mungkin akan berdampak ke kita di Kepri. Tetapi terkena guncangan kecil saja,” ujar dia.

Walaupun Kepri terbilang aman dari gempa, katanya, masyarakat harus tetap waspada, perlu berlatih kesiapsiagaan dari dampak gempa.

“Sebagai mitigasi, misalnya warga Batam ada yang ke daerah yang rawan gempa, perlu kesiapsiagaan, apa saja yang harus dilakukan saat, sebelum, dan setelah terjadi gempa bumi,” kata Andini.

BMKG Pusat melalui media sosial menyebarluaskan informasi terkait dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. Langkah harus dilakukan warga saat terjadi gempa, antara lain jika berada di dalam bangunan segera melindungi badan dan kepala dari reruntuhan, bersembunyi di bawah meja dan kasur.

Selain itu, segera lari ke luar apabila masih dapat dilakukan, mencari tempat paling aman dari reruntuhan dan guncangan, menghindari bangunan di sekitar, seperti gedung, tiang listrik, dan pohon, memperhatikan tempat berpijak, menghindar apabila ada retakan tanah.

Jika warga berada di daerah pantai, harus menjauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami, sedangkan jika tinggal di daerah pegunungan harus menghindari daerah yang mungkin terjadi longsor.

Selain itu, jika warga sedang mengendarai mobil segera keluar, turun, dan menjauh dari kendaraan apabila terjadi pergeseran atau kebakaran.

Hal yang harus dilakukan warga setelah gempa bumi, yakni jangan memasuki bangunan yang terkena gempa untuk menghindari reruntuhan, memeriksa lingkungan sekitar terhadap kemungkinan terjadi kebakaran, kebocoran gas dan arus pendek, memeriksa aliran pipa air, dan memeriksa hal lainnya apabila ada hal yang membahayakan

Jika warga berada di dalam bangunan, harus keluar dengan tertib, jangan menggunakan eskalator atau lift, memeriksa apabila ada yang terluka, lakukan tindakan P3K, menelepon atau minta pertolongan apabila terluka parah, menghindari berjalan di daerah sekitar gempa, karena ada kemungkinan terjadi bahaya susulan.

Saat gempa terjadi, warga harus tetap tenang, berusaha mencari informasi dari sumber terpercaya, seperti BMKG, BPBD, media nasional, maupun lokal, serta menghindari hoaks.


Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Laily Rahmawaty
Copyright © ANTARA 2024