Tanjungpinang (ANTARA) - Pemkab Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), telah menyiapkan lahan pertanian sekitar 19 ribu hektare guna mewujudkan program ketahanan pangan di daerah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sri Heny Utami mengatakan, dari total 19 ribu hektare lahan tersebut, 11 ribu hektare di antaranya digunakan untuk lahan pertanian atau tanaman hortikultura.
"Sementara, selebihnya bisa dimaksimalkan untuk lahan pertanian berkelanjutan, seperti lahan buat penanaman padi seluas 67 hektare," kata Sri di Bintan, Kamis.
Baca juga: KPU Batam terima 922.994 surat suara pilkada
Ia mencontohkan di kawasan Poyotomo, Desa Bintan Buyu, Kabupaten Bintan, saat ini sudah dilakukan penanaman padi seluas 14 hektare.
Dari penanaman padi tersebut, menghasilkan 36 ton padi nutrisi dari yang ditargetkan sebelumnya sekitar 30 ton.
Padi nutrisi yang sudah dipanen itu bisa dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk anak-anak untuk mencegah kasus stunting.
"Padahal kontur tanah di Bintan mengandung biji bauksit, namun padi tetap bisa hidup berkat kerja sama semua pihak terkait," ujarnya.
Baca juga: BPJS Kesehatan Tanjungpinang maksimalkan kader JKN tagih iuran
Sri menyebut ke depan bukan tidak mungkin hasil penanaman padi nutrisi di Bintan bisa memenuhi kebutuhan pangan lokal di Bintan khususnya, atau di Provinsi Kepri pada umumnya.
Hal itu juga menjadi salah satu upaya mewujudkan swasembada pangan yang digalakkan Kementerian Pertanian RI melalui program cetak sawah.
"Inilah tantangan kita ke depan bagaimana mengoptimalkan lahan yang saat ini belum termanfaatkan untuk mencetak sawah," ujar Sri.
Baca juga: 2.357 pelamar merebutkan 2.300 formasi PPPK di Pemkot Batam
Ia optimistis dengan kemajuan teknologi dan kolaborasi luar biasa antara pemerintah dan petani, lahan-lahan yang mengandung bauksit di daerah itu bisa disulap menjadi persawahan.
Bahkan tak hanya sawah, sampai saat ini pun Bintan sukses menanam bibit unggul pertanian, seperti kelapa, sayur, hingga biji kopi.
"Dulu kita kalau mau makan sayur, didatangkan dulu dari Sumatera, tapi sekarang sudah mandiri dan berlimpah, bahkan sayur dari Bintan banyak dikirim ke berbagai daerah lainnya," ucap Sri.
Baca juga:
BP Batam: 26 KK telah tempati rumah baru di Tanjung Banun
Dinsos Pemberdayaan Manusia Kota Batam catat 89 pemulangan orang terlantar
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sri Heny Utami mengatakan, dari total 19 ribu hektare lahan tersebut, 11 ribu hektare di antaranya digunakan untuk lahan pertanian atau tanaman hortikultura.
"Sementara, selebihnya bisa dimaksimalkan untuk lahan pertanian berkelanjutan, seperti lahan buat penanaman padi seluas 67 hektare," kata Sri di Bintan, Kamis.
Baca juga: KPU Batam terima 922.994 surat suara pilkada
Ia mencontohkan di kawasan Poyotomo, Desa Bintan Buyu, Kabupaten Bintan, saat ini sudah dilakukan penanaman padi seluas 14 hektare.
Dari penanaman padi tersebut, menghasilkan 36 ton padi nutrisi dari yang ditargetkan sebelumnya sekitar 30 ton.
Padi nutrisi yang sudah dipanen itu bisa dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk anak-anak untuk mencegah kasus stunting.
"Padahal kontur tanah di Bintan mengandung biji bauksit, namun padi tetap bisa hidup berkat kerja sama semua pihak terkait," ujarnya.
Baca juga: BPJS Kesehatan Tanjungpinang maksimalkan kader JKN tagih iuran
Sri menyebut ke depan bukan tidak mungkin hasil penanaman padi nutrisi di Bintan bisa memenuhi kebutuhan pangan lokal di Bintan khususnya, atau di Provinsi Kepri pada umumnya.
Hal itu juga menjadi salah satu upaya mewujudkan swasembada pangan yang digalakkan Kementerian Pertanian RI melalui program cetak sawah.
"Inilah tantangan kita ke depan bagaimana mengoptimalkan lahan yang saat ini belum termanfaatkan untuk mencetak sawah," ujar Sri.
Baca juga: 2.357 pelamar merebutkan 2.300 formasi PPPK di Pemkot Batam
Ia optimistis dengan kemajuan teknologi dan kolaborasi luar biasa antara pemerintah dan petani, lahan-lahan yang mengandung bauksit di daerah itu bisa disulap menjadi persawahan.
Bahkan tak hanya sawah, sampai saat ini pun Bintan sukses menanam bibit unggul pertanian, seperti kelapa, sayur, hingga biji kopi.
"Dulu kita kalau mau makan sayur, didatangkan dulu dari Sumatera, tapi sekarang sudah mandiri dan berlimpah, bahkan sayur dari Bintan banyak dikirim ke berbagai daerah lainnya," ucap Sri.
Baca juga:
BP Batam: 26 KK telah tempati rumah baru di Tanjung Banun
Dinsos Pemberdayaan Manusia Kota Batam catat 89 pemulangan orang terlantar