Natuna (ANTARA) - Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), menjadi wilayah bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tanpa vaksin sehingga ternak sapi setempat diminati daerah lain.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Natuna Zulfikar di Natuna, Jumat, mengatakan bahwa predikat ini telah lama disandang dan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya peternak sapi.
"Tingginya permintaan sapi dari daerah lain, terutama menjelang bulan Idul Adha atau Hari Raya Kurban," katanya.
Menurut Zulfikar, predikat itu merupakan hal positif, dan keberhasilan bisa tercapai berkat kolaborasi berbagai pihak dalam mengawasi lalu lintas komoditas, baik yang masuk maupun keluar dari Natuna.
"Wilayah kami bebas PMK tanpa vaksin," ujar dia.
Namun, ia melanjutkan, jika mengacu pada hasil pengujian sampel yang dilakukan oleh Balai Veteriner (BVET) Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan RI) beberapa tahun lalu, Natuna dinyatakan tertular PMK.
Akibatnya, Kementan menetapkan Natuna sebagai zona kuning atau wilayah tertular PMK hingga saat ini.
"Padahal tidak ada (kasus PMK). Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan BVET agar status tersebut diubah, sebab tidak enak menyandang status itu, mereka sudah berupaya mengirimkan surat untuk mengklarifikasi hal ini (ke Kementan), karena sebenarnya Natuna adalah zona hijau," jelas Zulfikar.
Dihubungi secara terpisah, Dokter Hewan Karantina Ahli Muda Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kepri Edy Candra Zebua, menjelaskan bahwa berdasarkan Surat Edaran (SE) Kepala Badan Karantina Nomor 38 Tahun 2025, Kabupaten Natuna masih termasuk dalam zona kuning PMK. Hal ini disebabkan adanya temuan kasus PMK di beberapa daerah di Kepulauan Riau.
"Menurut SE tersebut, zonasi status dan situasi PMK dibagi per provinsi. Oleh karena itu, Natuna termasuk zona kuning, karena di Kepri, wilayah Batam dan Tanjungpinang pernah ditemukan kasus PMK," ucap Edy.
Baca juga: Karantina Kepri optimistis dapat kendalikan penyebaran PMK