Batam (ANTARA) - Stan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berjualan di Cernival 2025 (Creative and Innovative Riau Island Carnival) Bank Indonesia Kepri, menilai bahwa berjualan dengan QRIS mencegah adanya transaksi menggunakan uang palsu. 

Salah satu stan UMKM yang ramai dikunjungi adalah milik Ernawati (48) pemilik Sego Pecel Bude Wati. Setiap hari, dagangannya ludes diburu pengunjung. 

“Setiap hari habis, alhamdulillah. Apalagi sekarang pakai QRIS, jadi lebih aman dan praktis. Tak perlu ribet nyiapin uang kembalian, tinggal scan saja,” ujarnya di Batam, Ahad. 

Ia mengatakan bahwa QRIS tidak hanya ia pakai saat berjualan di Cernival 2025, namun juga ada di lokasi ia biasa berjualan di kawasan Bengkong. 

“Semenjak ada QRIS kami tidak perlu khawatir karena uang langsung masuk ke rekening dan mencegah adanya uang palsu. Pernah saat Ramadhan lalu kami menemukan uang palsu, mungkin saat itu ramai jadi kami juga tidak bisa cek uangnya satu per satu,” kata dia. 

Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari ini, Bank Indonesia Kepri mencatat ada 32 merchant UMKM yang seluruhnya telah menggunakan QRIS untuk transaksi. 

Namun, sebagian stan masih tetap menerima pembayaran tunai, terutama untuk mengakomodasi pengunjung yang belum terbiasa dengan sistem pembayaran digital.

“Ada juga yang kesusahan pakai QRIS, terutama ibu-ibu lansia yang memang belum terbiasa pakai telfon genggam digital. Kalau begitu ya kita terima cash juga, tapi tidak banyak sih, yang benar-benar sudah tua saja,” tambah Ernawati.

Sementara itu, Erna sebut anak-anak muda disebutnya lebih akrab dengan transaksi digital. 

“Biasanya langsung scan, paling banyak pakai Gopay, OVO, atau DANA,” ujarnya.

Stan pecel milik Bu Ernawati mencerminkan keberhasilan adaptasi pelaku UMKM terhadap sistem pembayaran digital.


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Copyright © ANTARA 2025