Selatpanjang, Riau (ANTARA) - Satu dari empat santri di satu pesantren di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau yang diduga terinfeksi cacar monyet (monkeypox/Mpox) dinyatakan meninggal dunia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, menyampaikan bahwa korban meninggal pada Jumat (19/9) usai menjalani perawatan intensif di RSUD Meranti. Dia merupakan satu dari dua pasien dengan gejala serupa cacar monyet, dan dua lainnya masih dalam pemantauan dan berstatus suspek.
“Gejala yang muncul memang mengarah ke 'monkeypox' seperti ruam di kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tapi untuk kepastian, kami masih menunggu hasil laboratorium dari Pekanbaru,” kata Ade di Selatpanjang, Ahad.
Ia mengatakan, satu pasien lainnya dalam kondisi berangsur membaik.
Sejak Kamis (18/9), pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi dan penelusuran kontak erat. Hasil sementara menunjukkan tidak ada penambahan kasus baru.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Meranti, Asmar, mengaku telah menerima laporan dari salah satu pesantren terkait adanya empat santri mereka yang diduga terinfeksi cacar monyet. Dia pun sudah berkoordinasi dengan Dinkes dan pihak rumah sakit.
Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan petugas kesehatan. Masyarakat juga diingatkan agar menjaga kebersihan dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, ruam, atau pembengkakan kelenjar.
Baca selanjtnya
Kera masuk pemukiman di Batam
BBKSDA: Perubahan fungsi lahan di Batam penyebab kera masuk permukiman
BBKSDA: Perubahan fungsi lahan di Batam penyebab kera masuk permukiman
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyebut perubahan fungsi lahan menjadi penyebab kera atau monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) masuk ke kawasan permukiman warga di Batam.
“Monyet masuk ke permukiman itu pasti karena perubahan fungsi lahan,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Batam BBKSDA Riau Tommy Steven Sinambela, di Batam, Jumat.
Keberadaan monyet ekor panjang terlihat di kompleks rumah dinas Polda Kepri, Kecamatan Nongsa. Segerombolan monyet berdatangan untuk mencari makan.
Primata tersebut masuk ke dalam pekarangan pangan bergizi milik Ditreskrimum Polda Kepri yang sudah ditutup dengan jaring.
Gerombolan kera itu berjalan dan bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya, serta berjalan di atas kabel listrik.
Kera-kera tersebut ada yang mendatangi tempat-tempat sampah kemudian mengambil sisa makanan yang ada, seperti di rumah dinas Ditreskrimum Polda Kepri.
Menurut Tommy, sejak 2024 pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Kepri terkait aktivitas monyet di perumahan dinas Korps Bhayangkara tersebut.
“Kami pernah melakukan dua kali evakuasi monyet yang masuk permukiman di Polda Kepri itu, terakhir empat ekor monyet kami evakuasi dan kami lepas liarkan ke Kawasan Konservasi Muka Kuning,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satu santri di Meranti diduga terinfeksi cacar monyet meninggal dunia