Batam (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam mendorong konsumsi ikan serta pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, seiring dengan pemecahan rekor MURI memasak ikan asam pedas menggunakan cabai kering yang dilaksanakan Bank Indonesia Kepri bersama Hotel Santika.
Kepala DKP Kepri Said Sudrajat di Batam, Jumat mengatakan kegiatan ini bukan sekadar ajang kuliner, tetapi momentum untuk menjadikan asam pedas juga sebagai ikon wisata bahari dan kuliner unggulan Kepri.
“Asam pedas ini bukan sekadar makanan, tapi identitas budaya kuliner Kepri. Hampir semua kabupaten dan kota di sini punya versi masing-masing. Dan bahan utamanya ikan, yang juga menggambarkan karakter maritim masyarakat kita,” ujar Said.
Ia menilai keberhasilan BI Kepri mencatat rekor MURI menjadi peluang besar untuk memperkuat promosi pariwisata dan industri hasil laut daerah.
“Event seperti ini bisa menarik wisatawan untuk datang, mencicipi kuliner khas, sekaligus mengenal lebih dekat potensi kelautan dan perikanan Kepri. Dampaknya langsung pada ekonomi lokal dan pelaku UMKM,” kata dia.
Baca juga: DPRD Batam sampaikan ranperda inisiatif tentang penyelenggaraan fasum-fasos
Said menjelaskan dengan potensi laut yang mencapai 417 ribu kilometer persegi dan lebih dari 2.400 pulau, Kepri dikenal sebagai salah satu provinsi penghasil ikan terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data, produksi perikanan tangkap dan budidayanya mencapai hampir 380 ribu ton per tahun, sementara konsumsi ikan masyarakat Kepri juga termasuk tertinggi secara nasional, yakni 60–65 kilogram per kapita per tahun, jauh di atas rata-rata nasional 30–40 kilogram.
“Ini bukti bahwa masyarakat Kepri sangat akrab dengan ikan. Dan lewat promosi kuliner seperti asam pedas, kita ingin memperluas semangat konsumsi ikan ini ke tingkat nasional,” kata Said.
DKP Kepri berharap keberhasilan mencetak rekor MURI ini menjadi langkah awal menjadikan kuliner laut sebagai daya tarik wisata unggulan, sejalan dengan pengembangan ekonomi biru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Kegiatan seperti ini sejalan dengan upaya kami memastikan konsumsi protein hewani dari ikan terus meningkat, sekaligus menggerakkan sektor ekonomi turunan seperti pariwisata, UMKM, dan industri olahan hasil laut,” kata Said.
Baca juga: Polisi gelar perkara insiden kebakaran kapal tanker MT Federal II di Batam