Tanjungpinang (Antara Kepri) - Dua warga Tanjungpinang, Kepulauan Riau dikabarkan Dinas Kesehatan setempat suspect (di curigai) terhidap virus difteri.

Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam Efendi, di Tanjungpinang, Jumat, mengatakan kedua warga itu berada di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur.

"Sampai saat ini belum ada yang positif terhidap difteri, tapi baru dua warga yang suspect difteri," ujarnya.

Ia mengatakan, Dinkes terus berupaya menyosialisasikan bahaya difteri dilingkungan masyarakat, dengan menekankan kewajiban pemberian vaksin difteri, melalui imunisasi secara teratur untuk anak usia dini.

Pemberian vaksin difteri dalam pelaksanaan imunisasi ulang atau disebut "Outbreak Response Immunization" (ORI) diberikan kepada anak sebanyak 6 sampai 7 kali.

"Orang tua diharuskan untuk mengimunisasi anaknya. Imunisasi 3 kali dalam usia 2, 3 dan 4 bulan, 1 kali pada usia 18 bulan, 1 kali pada usia 5 tahun, dan 1 kali kelas 1 SD, 1 kali kelas 2 SD," ujarnya.

Rustam menjelaskan, pada umumnya penderita difteri diawali demam, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Kemudian, terasa sakit ditenggorokan saat menelan, sehingga anak sering tidak mau makan.

Selain itu, gejala defteri dapat dilihat dari pembengkakkan pada leher, sehingga berbentuk seperti leher sapi, gejala ini sering disebut bullneck.

"Yang paling khas ada selaput putih keabuan di daerah tenggorokan, yang mudah berdarah, gejala itu disebut sebagai pseudomembran," ujarnya. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Pewarta : Aji Anugraha
Editor : Kepulauan Riau
Copyright © ANTARA 2024