Batam (Antaranews Kepri) - Objek wisata Kampung Terih, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dalam waktu dekat akan membangun pondok wisata atau "homestay" guna memberikan sensasi baru kepada para wisatawan lokal dan mancanegara.
Ketua Umum Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Provinsi Kepri, Nunung Sulistianto, di Batam, Senin, mengatakan pembangunan "homestay" dilakukan karena tingginya minat wisatawan mancanegara berkunjung ke objek wisata berbasis lingkungan tersebut.
"Selama tujuh bulan ini sudah lebih 300 wisman yang datang dan mereka selalu menanyakan biaya menginap di sekitar sini," ujar Nunung kepada Antara.
Nunung menambahkan, hal itu yang mendasari Genpi bersama warga Kampung Terih untuk membangun homestay.
Namun karena modal yang diperlukan cukup besar, pihaknya bersama warga Kampung Terih baru akan membangun satu unit homestay.
Menurut Nunung, estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun homestay di darat sekitar Rp70 jutaan.
"Kalau di laut biayanya pasti lebih besar," kata Nunung. Nunung mengatakan biaya sewa homestay di sekitar Kampunh Terih dipatok dengan harga tertinggi Rp500 ribu per hari.
Nunung menjelaskan sampai Juli kemarin objek wisata Kampung Terih sudah dikunjungi sekitar 300 wisatawan mancanegara.
"Paling banyak itu dari Singapura dan Malaysia serta ada juga dari Belanda dan Korea," papar Nunung.
Menurut Nunung, wisawatan mancanegara yang berkunjung sangat menikmati suasana alam di sekitar Kampung Terih.
Bahkan beberapa waktu lalu kata Nunung, wisatawan asal Belanda menikmati sensasi memancing seharian penuh di Kampung Terih.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mendorong agar komunitas Genpi dan penjelajah alam Kepri (Pari) dapat membuat paket-paket wisata di Kampung Terih.
Dengan begitu kata Gusti, para wisatawan bisa menikmati wisata alam Kampung Terih secara utuh.
"Kalau ada paket-paket yang ditawarkan wisatawan akan lebih nyaman dan bisa lebih lama tinggal di Kampung Terih," papar Gusti.
Dengan begitu ekonomi maayarakat di sekitar Kampung Terih akan terus membaik.
Selain itu kata Gusti, hal lain yang harus dilakukan adalah transparansi harga serta keramahan penduduk sekitar.
"Itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," kata Gusti. Sehingga sektor pariwisata akan menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri khususnya Kota Batam.(Antara)
Ketua Umum Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Provinsi Kepri, Nunung Sulistianto, di Batam, Senin, mengatakan pembangunan "homestay" dilakukan karena tingginya minat wisatawan mancanegara berkunjung ke objek wisata berbasis lingkungan tersebut.
"Selama tujuh bulan ini sudah lebih 300 wisman yang datang dan mereka selalu menanyakan biaya menginap di sekitar sini," ujar Nunung kepada Antara.
Nunung menambahkan, hal itu yang mendasari Genpi bersama warga Kampung Terih untuk membangun homestay.
Namun karena modal yang diperlukan cukup besar, pihaknya bersama warga Kampung Terih baru akan membangun satu unit homestay.
Menurut Nunung, estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun homestay di darat sekitar Rp70 jutaan.
"Kalau di laut biayanya pasti lebih besar," kata Nunung. Nunung mengatakan biaya sewa homestay di sekitar Kampunh Terih dipatok dengan harga tertinggi Rp500 ribu per hari.
Nunung menjelaskan sampai Juli kemarin objek wisata Kampung Terih sudah dikunjungi sekitar 300 wisatawan mancanegara.
"Paling banyak itu dari Singapura dan Malaysia serta ada juga dari Belanda dan Korea," papar Nunung.
Menurut Nunung, wisawatan mancanegara yang berkunjung sangat menikmati suasana alam di sekitar Kampung Terih.
Bahkan beberapa waktu lalu kata Nunung, wisatawan asal Belanda menikmati sensasi memancing seharian penuh di Kampung Terih.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mendorong agar komunitas Genpi dan penjelajah alam Kepri (Pari) dapat membuat paket-paket wisata di Kampung Terih.
Dengan begitu kata Gusti, para wisatawan bisa menikmati wisata alam Kampung Terih secara utuh.
"Kalau ada paket-paket yang ditawarkan wisatawan akan lebih nyaman dan bisa lebih lama tinggal di Kampung Terih," papar Gusti.
Dengan begitu ekonomi maayarakat di sekitar Kampung Terih akan terus membaik.
Selain itu kata Gusti, hal lain yang harus dilakukan adalah transparansi harga serta keramahan penduduk sekitar.
"Itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," kata Gusti. Sehingga sektor pariwisata akan menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri khususnya Kota Batam.(Antara)