Tanjungpinang (ANTARANews Kepri) - Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau mengeluhkan harga tiket pesawat mahal dalam beberapa pekan terakhir, karena mempengaruhi kunjungan wisatawan ke wilayah itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat dirasakan dunia pariwisata di wilayah itu sejak Januari 2019 sampai sekarang.
"Kami akan menyurati pemerintah pusat, agar dapat menurunkan harga tiket penerbangan domestik. Secara lisan sudah sampaikan ke Kemenpar, disampaikan ke perhubungan (kementerian)," katanya.
Semenjak kenaikan harga tiket, kata dia tingkat hunian hotel untuk wisatawan nusantara di Kepri berkurang 20-30 persen. Tingkat pemesanan paket perjalanan ke Kepri juga turun 60-65 persen.
Kondisi tersebut juga berdampak pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kepri. Rata-rata penjualan oleh-oleh di Kepri turun hingga 70 persen. ?Dari Januari sampai sekarang, sebut Buralimar.
Sebenarnya untuk bagasi berbayar, tidak terlalu dipermasalahkan. Pasalnya wisatawan nusantara dapat membeli "voucher" bagasi. Namun harga tiket penerbangan yang menjadi masalah.
"Diharapkan kondisi itu akan segera membaik. Mudah-mudahan minggu depan sudah ada kebijakan dari pemerintah," ucapnya.
Buralimar mengemukakan meski Kepri termasuk dalam tiga besar di Indonesia terbanyak dikunjungi wisatawan mancanegara di Indonesia, kunjungan wisatawan nusantara juga diharapkan. Wisatawan ini termasuk menyumbang sektor pariwisata cukup besar.
Dalam sekali kunjungan, rata-rata wisatawan nusantara menghabiskan Rp3,5 juta di daerah kunjungan. Pada 2018 lalu diperkirakan kunjungan Wisnus di Kepri sekitar sejuta orang.
Wisnus cara hitung per pergerakan. Sekali datang bisa ke Bintan, ke Batam. Dalam catatan kita Rp 3,5 juta sekali datang, ujarnya.
Baca juga: Pelaku pariwisata Batam pawai protes bagasi berbayar
Baca juga: Penjualan tiket Pelni meningkat 21 persen
Baca juga: Kenaikan harga tiket pesawat picu inflasi Desember
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat dirasakan dunia pariwisata di wilayah itu sejak Januari 2019 sampai sekarang.
"Kami akan menyurati pemerintah pusat, agar dapat menurunkan harga tiket penerbangan domestik. Secara lisan sudah sampaikan ke Kemenpar, disampaikan ke perhubungan (kementerian)," katanya.
Semenjak kenaikan harga tiket, kata dia tingkat hunian hotel untuk wisatawan nusantara di Kepri berkurang 20-30 persen. Tingkat pemesanan paket perjalanan ke Kepri juga turun 60-65 persen.
Kondisi tersebut juga berdampak pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kepri. Rata-rata penjualan oleh-oleh di Kepri turun hingga 70 persen. ?Dari Januari sampai sekarang, sebut Buralimar.
Sebenarnya untuk bagasi berbayar, tidak terlalu dipermasalahkan. Pasalnya wisatawan nusantara dapat membeli "voucher" bagasi. Namun harga tiket penerbangan yang menjadi masalah.
"Diharapkan kondisi itu akan segera membaik. Mudah-mudahan minggu depan sudah ada kebijakan dari pemerintah," ucapnya.
Buralimar mengemukakan meski Kepri termasuk dalam tiga besar di Indonesia terbanyak dikunjungi wisatawan mancanegara di Indonesia, kunjungan wisatawan nusantara juga diharapkan. Wisatawan ini termasuk menyumbang sektor pariwisata cukup besar.
Dalam sekali kunjungan, rata-rata wisatawan nusantara menghabiskan Rp3,5 juta di daerah kunjungan. Pada 2018 lalu diperkirakan kunjungan Wisnus di Kepri sekitar sejuta orang.
Wisnus cara hitung per pergerakan. Sekali datang bisa ke Bintan, ke Batam. Dalam catatan kita Rp 3,5 juta sekali datang, ujarnya.
Baca juga: Pelaku pariwisata Batam pawai protes bagasi berbayar
Baca juga: Penjualan tiket Pelni meningkat 21 persen
Baca juga: Kenaikan harga tiket pesawat picu inflasi Desember