Batam (ANTARA) - Sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Siprianus Apiatus Bin Philipus sempat berteriak dalam Rutan Kelas IIA Batam, “Mama Mati Sajalah Aku".
Hal ini diungkapkan oleh teman sekamar Siprianus, Dofan Fernandes saat ANTARA Kepri berkunjung ke Rutan Batam, Senin (12/4).
Saat disinggung mengenai kondisi Siprianus sebelum meninggal dunia, Dofan mengatakan bahwa Siprianus mengeluhkan sakit sejak hari Kamis (8/4).
"Pas hari Kamis dia sudah mengeluh sakit, kami langsung lapor ke petugas, dibawa ke klinik dan diberikan obat. Namun, obat itu tidak ada reaksi, dia muntah-muntah, selang beberapa menit dia makan dan minum obat lagi, namun tetap muntah-muntah," ucapnya.
Dofan melanjutkan, bahwa keesokan harinya Jum'at (9/4) Siprianus masih mengeluhkan sakit sehingga dibawa ke klinik dan diberikan obat lagi.
"Keesokan harinya masih mengeluhkan sakit, dia mengeluhkan sakit di bagian lambung dan ulu hatinya sakit. Diberikanlah obat lagi, namun tetap muntah-muntah. Jum'at malamnya sudah membaik," ucapnya.
Keesokan harinya Sabtu (10/4), Dofan mengatakan bahwa Siprianus dibawa ke klinik, namun selang 10 menit Siprianus meminta untuk beristirahat di kamar.
"Sabtu pagi dirinya masih mengeluhkan sakit sehingga dibawa ke klinik, namun selang 10 menit, Siprianus meminta untuk istirahat di kamar. Setelah sampai di kamar, Siprianus meminta untuk di kerok, katanya masuk angin," jelasnya.
Namun, setelah di kerok kondisi Siprianus semakin parah sehingga teman-temannya memanggil petugas rutan.
Dofan pun mengatakan bahwa tidak ada pemukulan yang terjadi selama di rutan, namun Siprianus sudah mengeluhkan sakit dalam beberapa waktu lalu.
"Tidak ada pemukulan, saya kan tidur persis disampingnya dan dia sudah mengeluhkan sakit sejak kemarin Kamis. Kalau pun ada pemukulan, tidak mungkin kami ‘liatin’ saja, dan dia pun orang kami juga" ucapnya.
Dofan juga mengatakan, selama Siprianus sakit sudah dipaksa untuk makan.
"Saya sudah paksa makan, saya tanya abang tidak makan? Siprianus menjawab tidak karena ulu hatinya sakit, perutnya sakit. Tiap makan muntah, disuruh istirahat namun Siprianus gelisah, sampai sempat teriak dengan bahasa flores "Mama Mati Sajalah Aku", dia teriak mama bapa," ungkapnya.
Sampai akhirnya Siprianus pun dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah karena kondisi yang tidak kunjung membaik dan meninggal dunia pada hari Sabtu (10/4) siang.
Siprianus merupakan warga binaan Rutan Kelas IIA Batam, yang dihukum karena melakukan tindak pidana pengeroyokan dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara dan sudah menjalankan hukuman kurang lebih 1 tahun.
Saat ini, mayat Siprianus sedang berada di RS Bhayangkara Batam. Informasi terakhir yang diterima ANTARA Kepri, sejak Senin siang tadi mayat Siprianus sedang diautopsi.
Berita Terkait
Lebih dari 50 persen penghuni penjara dari kasus narkoba
Selasa, 23 April 2024 17:32 Wib
Oknum Satpol PP Tanjungpinang yang ditangkap polisi akui dapat narkoba dari Lapas
Senin, 1 April 2024 19:01 Wib
Narapidana Korupsi di meninggal dunia setelah dirawat
Rabu, 13 Maret 2024 12:15 Wib
Mantan Menpora Imam Nahrawi bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin Bandung
Sabtu, 2 Maret 2024 14:53 Wib
Kemenkumham Kepri berikan remisi khusus Imlek kepada seorang napi
Senin, 12 Februari 2024 9:07 Wib
Ganjar ingin Nusakambangan dijadikan lapas bagi koruptor
Sabtu, 9 Desember 2023 15:05 Wib
Polresta Tanjungpinang tangkap oknum pegawai Lapas
Kamis, 7 Desember 2023 9:10 Wib
Kemenkumham Kepri: Kondisi Lapas dan Rutan di Kepri alami kelebihan kapasitas tahanan
Selasa, 24 Oktober 2023 15:10 Wib
Komentar