Gubernur Kepri: PTM terbatas 1 Oktober

id PTM terbatas,Gubernur Kepri optimistis PTM terbatas 1 Oktober,optimistis PTM terbatas 1 Oktober berjalan lancar,Gubernur

Gubernur Kepri: PTM terbatas 1 Oktober

Siswa SMPN 11 Tanjungpinang, Kepri, melakukan uji coba PTM terbatas di tengah pandemi COVID-19. (Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad optimistis pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang akan dimulai pada tanggal 1 Oktober 2021 akan berjalan lancar.

Ansar di Tanjungpinang, Ahad menyebutkan, saat ini Pemprov Kepri sedang mematangkan segala bentuk persiapannya agar kebijakan ini tidak menimbulkan prevalensi bagi penyebaran COVID-19.

Menurutnya salah satu syarat yang harus dipenuhi agar PTM terbatas bisa diberlakukan adalah vaksinasi di Kepri diprioritaskan bagi pelajar dengan jenjang pendidikan SMP dan SMA/SMK/sederajat.

“Remaja yang sudah divaksin adalah remaja dengan batas usia 12-17 tahun. Usia tersebut merupakan usia anak SMP dan SMA sederajat, mereka yang kita prioritaskan untuk bisa ikut PTM terbatas,” kata Ansar.

Lanjutnya, pencapaian vaksinasi untuk para remaja usia 12 hingga 17 tahun di Kepri sampai saat ini sudah mencapai 73 persen lebih untuk dosis pertama dan dosis kedua mencapai 27 persen. Selain itu, saat ini Kepri juga sudah masuk dalam status PPKM level 3.

"Sebenarnya jika dilihat dari pencapaian target vaksinasi, persentase tersebut sudah memadai untuk diberlakukannya PTM di sekolah. Tapi minimal dosis pertama yang kita wajibkan," ujarnya.

Mengingat masih dalam suasana pandemi dan diberlakukan secara terbatas, lanjut Ansar, PTM terbatas nantinya akan digelar dengan pembatasan-pembatasan tertentu.

Beberapa persiapan yang diperhatikan oleh Gubernur menjelang penerapan PTM terbatas ini di antaranya menjamin keamanan siswa mulai dari datang ke sekolah, belajar di kelas, hingga pulang dari sekolah.

"Nanti kita lihat beberapa sekolah dulu, dengan beberapa persyaratan anak-anak itu sudah vaksianasi dua dosis, kemudian guru-gurunya juga sudah divaksin," ujarnya.

Kemudian, di masing-masing sekolah nantinya akan di bentuk Satgas COVID-19, baik dari kalangan anak-anak didik sendiri maupun dari tenaga pengajarnya.

“Kita semua memahami bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang sama-sama penting. Jadi kebijakan PTM kita ambil, namun dengan pembatasan-pembatasan tertentu agar kesehatan juga bisa terjaga,” demikian Ansar.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE