Masyarakat Pulau Pinang Tambelan hidup berpindah-pindah

id tambelan, pulau pinqng, kepri

Masyarakat Pulau Pinang Tambelan hidup berpindah-pindah

Camat Tambelan, Baharuddin berteduh di pondok sementara warga Desa Pulau Pinang yang dibangun untuk menghindari dampak angin Utara. Pondok yang dibangun area Selatan pulau tersebut merupakan rumah ke dua warga Desa Pulau Pinang yang dibangun untuk mengindari cuaca ekstrim Utara. Foto ANTARA/Saud Mc Kashmir.

Tambelan (ANTARA) - Desa Pulau Pinang dengan jarak 6 jam perjalanan laut dari Kecamatan Tambelan,  Kabupaten Bintan, Kepri, memiliki penduduk yang hidup secara berpindah-pindah menghindari pengaruh cuaca ekstrim.

"Hidup secara berpindah-pindah ini sudah lama mereka lakukan untuk menghindari angin kencang dan gelombang laut pada musim utara," kata Camat Tambelan, Baharuddin, Jumat.

Menurut camat, bila musim angin Utara, masyarakat Pulau Pinang yang aslinya bertempat tinggal di pesisir utara pulau tersebut, berpindah ke sebelah Selatan.

Setelah pindah, mereka menetap kurang lebih selama 3-4 bulan menunggu perubahan arah angin.

"Ketika arah angin berubah dari Selatan, mereka kembali pindah ke tempat semula yaitu ke rumah awal di pesisir Utara Pulau Pinang," tuturnya.

Camat yang baru saja menyaksikan Musrembang secara langsung di Desa Pulau Pinang mengaku perpindahan tersebut terjadi sudah sejak lama, dan masih berlangsung sampai sekarang.

Sejumlah perabotan rumah dan kebutuhan sehari-hari turut dibawa melewati perbukitan dengan jarak yang lumayan jauh. Termasuk memindahkan labuh kapal ikan dari pesisir Utara ke Selatan.

Bahkan, mereka secara mendesak mesti memiliki rumah sementara di sebelah Selatan.

Kebiasaan hidup berpindah-pindah itu juga disebabkan alur sandar kapal kurang memadai.

"Dalam usulan Musrembang tingkat desa, penduduk Pulau Pinang meminta pendalaman dan pelebaran alur labuh. Ini lah yang akan kita carikan solusinya," tegas Baharuddin.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE