Singapura teliti pembibitan ikan kerapu di Bintan

id Dkp,kepri,politeknik Singapura, teliti,pembibitan ikan kerapu,Bintan

Singapura teliti pembibitan ikan kerapu di Bintan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri Tengku Said Arif Fadillah (Nikolas Panama)

Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, Tengku Said Arif Fadillah menyatakan Politeknik Singapura telah mengirim para peneliti untuk meneliti pembibitan ikan kerapu dan kakap di Desa Pengujan, Kabupaten Bintan.

"Tim dari Politeknik Singapura besok akan meninjau lokasi pembibitan ikan kerapu dan ikan kakap di Desa Pengujan," kata Arif di Tanjungpinang, Jumat.

Mantan Sekda Kepri itu mengungkapkan pihak Politeknik Singapura tertarik dengan sistem pembibitan ikan kerapu dan ikan kakap yang dikelola UPT Balai Benih Ikan Desa Pengujan, Bintan. Biasanya, kerja sama dilanjutkan dengan perdagangan ikan.

Baca juga:
Direktur Pemberitaan: Berita ANTARA harus mengandung 3E+1N

Perseroda Pelabuhan Kepri catat kerugian Rp800 juta pada 2021


"Biasanya, Pemerintah Singapura memulai bisnis perikanan dengan mengirim para ahli untuk meneliti dari kampus. Rekomendasi dari Politeknik Singapura itu menentukan langkah bisnis selanjutnya," ujarnya.

Saat ini, Balai Benih Ikan Desa Pengujan melakukan pembibitan ikan sampai berukuran minimal 5 cm. Harga benih ikan itu mencapai Rp500 per ekor.

DKP Kepri juga menargetkan adanya retribusi dari pembibitan ikan sebesar Rp500 juta per tahun, yang selalu tercapai setiap tahunnya.

"Namun bukan hanya itu yang ingin dicapai, melainkan kerja sama dengan pihak lain yang mampu menyediakan infrastruktur dan modal. Kita punya sumber daya manusia, namun kekurangan modal usaha," ucapnya.

Pemerintah daerah menginginkan kerja sama yang akan dibangun dengan Singapura menguntungkan nelayan lokal dan pihak Singapura. Oleh karena itu, pemerintah daerah mendorong agar para nelayan tidak hanya sekadar menjadi pekerja, melainkan juga pemilik modal.

"Kami mendorong agar nelayan yang terampil, jujur dan gigih menjadi pengusaha. Kalau hanya sekadar menjadi pekerja, tentu kehidupan mereka tidak jauh berbeda dengan sekarang," ujarnya.

Baca juga:
Tahun ini Pemprov Kepri targetkan pertumbuhan ekonomi naik 5 persen

Tongkang angkut kontainer nyaris tenggelam di Karimun


Selama ini, bibit ikan di Desa Pengujan juga memberi kontribusi kepada nelayan lokal tertentu yang memiliki kecukupan modal. Selain berprofesi sebagai nelayan tradisional, mereka juga bergerak di bidang pembesaran ikan.

Nelayan membeli benih ikan kakap dan ikan kerapu di Balai Benih Ikan Desa Pengujan. Bisnis tersebut menguntungkan lantaran dalam waktu maksimal tiga bulan sudah dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi.

"Bisnis pembesaran ikan kualitas ekspor kini diminati nelayan lokal karena modal usaha itu hanya sekitar Rp200 juta," katanya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE