"Kami sudah berikan kesempatan jadi P3K, seharusnya kekosongan guru dapat terisi," kata Adi Prihantara di Tanjungpinang, Sabtu.
Ia mengatakan dengan mundurnya ketiga calon guru P3K tersebut maka formasi yang harusnya terisi justru mengalami kekosongan.
Baca juga:
TNI AU tangkap calon penumpang pesawat karena bawa sabu-sabu di Batam
Kepri potensial masuk fase endemi COVID-19
Hal ini, menurut dia, akan menghambat pelayanan publik di bidang pendidikan.
"Ketiganya segera kita keluarkan, sambil mencari solusi untuk mengisi kekosongan tiga formasi guru P3K tersebut," ujar dia.
Mantan Sekda Kabupaten Bintan itu mengaku legowo atas keputusan mundurnya tiga P3K guru tersebut.
Pihaknya juga tidak bisa memutuskan apakah akan ada sanksi terhadap ketiganya.
"Aturan soal sanksi belum ada. Sejauh ini, kita terima pengunduran diri ketiganya," ucap Sekda.
Adi tak menampik kemungkinan adanya faktor utama yang memicu ketiga P3K di lingkup Pemprov Kepri itu mengundurkan diri meski telah dinyatakan lulus seleksi. Antara lain, masalah penempatan kerja yang jauh dari keluarga hingga besaran nominal gaji yang barangkali tidak sesuai ekspektasi awal.
Baca juga:
Pemerintah Natuna lepas 46 calon haji ke Batam
DPR minta Kapolri sediakan kapal cepat dan berteknologi untuk Polda Kepri
Harusnya, sambung dia, pelamar jauh-jauh hari sudah tahu konsekuensi ketika ingin jadi P3K maupun CPNS.
"Penempatan kerja sampai gaji semuanya sudah diatur dalam Undang-Undang. Harusnya sejak awal sudah tahu dan mau berkomitmen. Sekarang setelah dinyatakan lulus malah mundur, padahal banyak guru honorer yang berharap diangkat menjadi P3K," katanya.
Selain itu, berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), terdapat tujuh orang CPNS 2021 di wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kepri yang memutuskan mundur setelah lulus seleksi.
Komentar