Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau melakukan pemantauan secara berkala terhadap anak stunting melalui keberadaan tenaga pendamping sehingga cepat tertangani dengan baik.
Wakil Wali Kota Batam yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Senin mengatakan tim pendamping keluarga yang ada di lingkungan masyarakat secara rutin melakukan intervensi gizi terhadap anak stunting sehingga pertumbuhannya kembali normal.
Selain melakukan pemantauan terhadap anak stunting, TPPS juga melakukan hal yang sama terhadap ibu hamil sebagai upaya pencegahan kelahiran anak stunting.
Baca juga:
BP Batam pastikan kegiatan ekonomi berjalan lancar
Menyusuri lautan mencari alamat anggota partai politik
"Ibu hamil yang terlayani dilakukan pemeriksaan dan kemudian pemeriksaan ulang, pemberian gizi atau vitamin untuk ibu-ibu hamil. Kemudian anak yang pada saat lahir itu memiliki indikasi tertentu ini yang harus terus dikejar. Jangan hanya sekali periksa," kata Amskasar.
Terkait dengan keluarga rawan stunting juga menjadi perhatian bagi TPPS agar dapat dikunjungi dalam rentang waktu tertentu, serta diberikan gizi ataupun vitamin sesuai dengan ketentuan yang ada.
Lebih lanjut Amsakar menjelaskan terdapat dua cara dalam menangani sunting yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
"Intervensi spesifik itu langsung menangani objeknya, masyarakat yang diperkirakan akan mengalami stunting, calon pengantin hingga anak yang sampai berumur 2 tahun. Kalau intervensi sensitif dilakukan oleh dinas-dinas terkait dalam membuat sebuah kegiatan dalam mendukung menurunkan angka stunting," kata dia.
Baca juga:
Kota Batam juara umum Porprov Kepri 2022
15.004 lansia di Batam sudah dapatkan vaksinasi penguat
Sebelumnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kepulauan Riau berupaya untuk menekan angka stunting pada balita di daerah setempat dari 2,4 persen menjadi nol persen pada tahun 2024.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina mengatakan berdasarkan hasil dari Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) Kota Batam berada pada angka 2,4 persen yang sebelumnya pada bulan Februari berada di angka 6,2 persen.
"Alhamdulillah berkat konvergen dan kerja keras dari leading sektor yang ada di Kota Batam, dan hari ini hasil pengukuran seluruh bayi balita itu angkanya 2,4 tadi. Sehingga kami harapkan di tahun 2024 jangan ada lagi bayi yang stunting atau semua yang stunting sudah teratasi sehingga menghadirkan SDM yang berkualitas," kata Rohina.
Adapun sejumlah upaya yang dilakukan oleh BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia di antaranya melakukan kerja sama dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), melakukan pendampingan terhadap calon pengantin, hingga bayi yang terindikasi stunting akan mendapatkan pendampingan dari tim pakar.
Baca juga:
Satgas Kepri temukan 20 kasus COVID-19 subvarian XBB di Kota Batam
48 persen COVID-19 subvarian XBB terdeteksi di Batam
Satu kecamatan di Batam zona hijau COVID-19
BKKBN Kepri gelar Gerakan Keluarga Indonesia Bangga G20
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot lakukan pemantauan berkala terhadap anak stunting di Batam
Berita Terkait
PT Timah gencarkan layanan kesehatan hingga ke desa terpencil di Kepri
Minggu, 19 Mei 2024 10:59 Wib
Satu calon haji Indragiri Hilir gagal jantung di rawat di RSBP Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 20:18 Wib
Bupati Siak paparkan potensi peluang investasi di Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 19:52 Wib
PPIH sebut JCH lansia Embarkasi Batam duduk di kelas bisnis
Sabtu, 18 Mei 2024 17:38 Wib
Pemkot Batam uji coba parkir berlangganan untuk upaya peningkatkan PAD
Sabtu, 18 Mei 2024 15:34 Wib
Kemenkumham Kepri siap bangun zona integritas menuju wilayah bebas korupsi
Sabtu, 18 Mei 2024 12:50 Wib
Pemkab Natuna berikan alat bantu fisik kepada para penyandang disabilitas
Sabtu, 18 Mei 2024 10:33 Wib
Wabup Natuna ajak masyarakat jaga kebersihan
Sabtu, 18 Mei 2024 9:32 Wib
Komentar