Tanjungpinang (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau Jumaga Nadeak meminta Pemprov Kepri lebih mengoptimalkan potensi pendapatan daerah guna meningkatkan kemampuan keuangan daerah khususnya di bidang maritim.
Jumaga menyebut Kepri dengan letak geografis yang terdiri dari luas lautan sebesar 96 persen, memiliki sumber daya alam laut yang melimpah, mulai dari pemanfaatan ruang laut, perikanan, hingga pariwisata.
"Fakta geografis ini menunjukkan bahwa Kepri memiliki potensi dan kekayaan di lautan," kata Jumaga Nadeak di Tanjungpinang, Senin.
Baca juga:
PT Pos Kepri buka layanan penyaluran bantuan subsidi upah di perusahaan
Satgas COVID-19 ingatkan warga lindungi lansia di Kepri dengan vaksin penguat
Namun, menurut dia, selama ini primadona kekayaan laut di Kepri belum digarap secara maksimal oleh pemerintah daerah. Nyatanya, pendapatan daerah masih terus mengandalkan sektor daratan yang luasnya hanya sekitar empat persen dibanding luas lautan. Sektor pendapatan daerah yang masih diandalkan, yaitu dari pungutan pajak kendaraan bermotor (PKB).
Padahal, kata Jumaga, jika sektor kelautan mampu digarap dengan baik, maka akan makin meningkatkan ekonomi dan pembangunan yang tentunya bermuara terhadap kesejahteraan masyarakat Kepri.
Oleh karena itu, Jumaga mengajak Pemprov Kepri bersama- dengan dan DPRD bekerja keras menggali peluang sekaligus mengembangkan semua potensi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Sehingga ke depan diharapkan kemampuan keuangan daerah Kepri akan beranjak dari kategori sedang menjadi tinggi," ucap Jumaga Nadeak.
Baca juga:
Satgas COVID-19 Kepri minta operator kapal tolak penumpang tidak pakai masker
Pemprov Kepri pamerkan produk olahan ikan di Sulteng
Senada, Sekretaris Komisi II DPRD Kepri Sahat Sianturi mendorong pemprov lebih mengoptimalkan pendapatan daerah pada tahun 2023, karena pada tahun 2022 sejumlah sektor pendapatan dari retribusi daerah mengalami penurunan cukup signifikan, salah satunya dari retribusi jasa kepelabuhanan yang turun sekitar 90 persen.
Ia juga menyoroti belum terealisasinya pungutan retribusi jasa labuh jangkar selama periode 2021-2022. Padahal Pemprov Kepri sudah menganggarkan pendapatan labuh jangkar sebesar Rp200 miliar, namun sampai saat ini hasilnya masih nihil.
"Jangan menyerah. Tahun 2023 harus dikejar lagi ke pemerintah pusat, karena ini berkaitan dengan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah," ucapnya.
Sahat pun meminta Pemprov Kepri berhati-hati terkait perhitungan pembiayaan daerah pada APBD 2023. Pasalnya pendapatan daerah yang dianggarkan sebesar Rp3,9 triliun, sementara proyeksi belanja daerah sebesar Rp4,1 triliun, sehingga terjadi selisih anggaran sekitar Rp200 miliar.
"Meskipun dapat ditutup dengan selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran (Silpa) 2022, namun tetap harus dihitung secara seksama agar jangan sampai justru terjadi defisit anggaran pada tahun 2023," katanya pula.
Baca juga:
Tim SAR temukan jasad balita diduga korban kecelakaan kapal kayu di Batam
Akademisi hingga legislator Kepri jagokan Portugal juara di Piala Dunia 2022
Gubernur Ansar dorong IMI ikut dorong kemajuan pariwisata di Kepri
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa ingin konsep latihan serbuan amfibi lebih menantang
Berita Terkait
ASDP Kota Batam siapkan 18 kapal untuk angkutan akhir tahun
Selasa, 3 Desember 2024 18:10 Wib
Pemprov Kepri kaji konversi pompong penambang listrik di Pulau Penyengat
Selasa, 3 Desember 2024 17:34 Wib
Rutan Kelas I Tanjungpinang panen ikan nila
Selasa, 3 Desember 2024 17:21 Wib
Polda Kepri tangkap pelaku ITE yang gunakan foto pejabat TNI-Polri
Selasa, 3 Desember 2024 17:11 Wib
Dishub Batam pasang alat bantu penyeberangan, mudahkan pedestrian
Selasa, 3 Desember 2024 17:00 Wib
Dispora Batam laksanakan 7 kegiatan promosi kesehatan dan seni
Selasa, 3 Desember 2024 15:49 Wib
Pemkot Batam: Penyandang disabilitas miliki peluang berkarir
Selasa, 3 Desember 2024 14:49 Wib
Disdik: Batam butuh guru pendamping khusus sekolah inklusi
Selasa, 3 Desember 2024 12:58 Wib
Komentar