Karimun (ANTARA News) - Sejumlah pedagang makanan di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau meminta Dinas Sosial atau instansi terkait, menertibkan daerah dari gangguan orang kurang waras.
''Beberapa orang gila yang berkeliaran berdampak negatif pada omzet penjualan,'' kata Dede, pedagang makanan di Pinang Sebatang, Tanjung Balai Karimun, Sabtu.
Dede mengatakan beberapa orang gila setiap hari berkeliaran dan nongkrong bahkan tidur di lokasi dia berjualan.
''Pengunjung yang semula hendak berbelanja mengurungkan niatnya karena selain jorok, orang gila yang nongkrong menimbulkan bau tidak enak,'' katanya.
Dia mengaku sudah melaporkan keberadaan orang gila kepada aparat, termasuk Satpol-PP yang kantornya berhadapan langsung dengan Pinang Sebatang.
"'Laporan kami tidak pernah didengar, buktinya bisa dilihat sendiri, orang gila tidur dengan nyenyak di meja tempat kami berjualan. Pembeli pun enggan datang sehingga kami merugi karena makanan tidak laku,'' katanya.
Rina, pedagang, mengatakan beberapa orang gila yang nongkrong di Pinang Sebatang sering mengamuk sehingga warga takut berbelanja.
Kedai Dede dan Rina, Sabtu siang tampak sepi, meja kursi kosong sementara tiga orang gila, satu di antaranya laki-laki tidur di atas meja yang ditaruh di samping kedai.
''Mereka marah dan melawan kalau diiusir. Kalaupun pergi, besok datang lagi. Pernah mereka melempari pengunjung dengan kursi,'' kata Dede.
Banyaknya orang kurang waras berkeliaran, lanjut dia, tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi merusak suasana kota karena mereka sering berkeliaran di pusat-pusat jajanan.
Di pasar malam Taman Bunga, orang gila dengan pakaian penuh robek, bebas berkeliaran di sela-sela meja tempat pengunjung menikmati makanan.
''Seharusnya mereka ditertibkan dan dibawa ke tempat penampungan. Aparat pemerintah harus cepat menangani masalah ini,'' ucapnya.
Ketua LSM Kiprah John Syahputra mengatakan, maraknya orang gila berkeliaran di pusat-pusat keramaian mempengaruhi keindahan kota.
''Citra Karimun menjadi rusak di mata wisatawan mancanegara. Harusnya pemerintah daerah memiliki kepedulian sosial dan menertibkan orang gila, gelandangan dan pengemis,'' katanya
(ANT-RD/Btm1)
Komentar