Melihat tradisi "Slametan" sambut 1 Syawal di Kalsel
Tanah Bumbu, Kalimantan Selata (ANTARA) - Sebagian warga Desa Bumi Asih Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan, mempertahankan tradisi "Slametan" untuk melestarikan budaya Jawa menyambut 1 Syawal atau awal Idul Fitri.
"Selain menyambut satu Syawal, tradisi Slametan juga dilakukan oleh warga Desa Bumi Asih untuk menyambut satu Ramadhan atau lebih dikenal dengan megengan," kata tokoh warga Desa Bumi Asih Simin di Batulicin, Rabu.
Tradisi slametan dilakukan secara turun menurun oleh warga setempat sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah dan karunia yang diberikan Allah SWT.
Para tamu undangan yang sudah datang akan menerima sajian atau makanan dari tuan rumah, namun salah satu tokoh agama memanjakan doa menunaikan hajat bagi tuan rumah sebelum menyantap sajian itu.
Setelah memanjatkan doa, para tamu undangan menyantap sajian makanan secara bersama-sama. Kemudian, para undangan pun mendapatkan buah tangan berupa makanan atau "berkat" dari tuan rumah untuk dibawa pulang.
Simin menjelaskan Desa Bumi Asih merupakan desa transmigrasi yang ditetapkan Presiden Soeharto pada 1985. dengan luas wilayah mencapai 15 kilometer persegi dan berpenduduk 590 jiwa.
Mayoritas warga yang tinggal di desa itu merupakan suku Jawa sehingga tradisi dan budaya yang sebelumnya pernah dilaksanakan di tanah kelahiran sebelum menjadi warga transmigrasi kini dilestarikan kembali meski berada di tanah Pulau Kalimantan.
Melalui tradisi itu, Simin menyebutkan masyarakat diajarkan untuk saling berbagi dengan sesama, membantu orang yang membutuhkan, serta meningkatkan kebersamaan dan rasa persaudaraan antar sesama.
Pada Slametan juga terdapat nilai keagamaan yang sangat kuat, sehingga acara ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat Jawa.
.
"Selain menyambut satu Syawal, tradisi Slametan juga dilakukan oleh warga Desa Bumi Asih untuk menyambut satu Ramadhan atau lebih dikenal dengan megengan," kata tokoh warga Desa Bumi Asih Simin di Batulicin, Rabu.
Tradisi slametan dilakukan secara turun menurun oleh warga setempat sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah dan karunia yang diberikan Allah SWT.
Para tamu undangan yang sudah datang akan menerima sajian atau makanan dari tuan rumah, namun salah satu tokoh agama memanjakan doa menunaikan hajat bagi tuan rumah sebelum menyantap sajian itu.
Setelah memanjatkan doa, para tamu undangan menyantap sajian makanan secara bersama-sama. Kemudian, para undangan pun mendapatkan buah tangan berupa makanan atau "berkat" dari tuan rumah untuk dibawa pulang.
Simin menjelaskan Desa Bumi Asih merupakan desa transmigrasi yang ditetapkan Presiden Soeharto pada 1985. dengan luas wilayah mencapai 15 kilometer persegi dan berpenduduk 590 jiwa.
Mayoritas warga yang tinggal di desa itu merupakan suku Jawa sehingga tradisi dan budaya yang sebelumnya pernah dilaksanakan di tanah kelahiran sebelum menjadi warga transmigrasi kini dilestarikan kembali meski berada di tanah Pulau Kalimantan.
Melalui tradisi itu, Simin menyebutkan masyarakat diajarkan untuk saling berbagi dengan sesama, membantu orang yang membutuhkan, serta meningkatkan kebersamaan dan rasa persaudaraan antar sesama.
Pada Slametan juga terdapat nilai keagamaan yang sangat kuat, sehingga acara ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat Jawa.
.
Komentar