Batam (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, mengawasi peredaran dan pendistribusian gas LPG (Elpiji) 3 Kg di masyarakat mencegah terjadinya penyalahgunaan hingga menyebabkan kelangkaan.
“Tidak ada pengawasan melekat, kami hanya monitoring saja dengan berkoordinasi terhadap pengelola SPBE dan Kabid ESDM Karimun,” kata Kasi Humas Polres Karimun Ipda Irwan Hadi dikonfirmasi di Batam, Selasa.
Irwan menyebut, seluruh jajaran polsek di wilayah Karimun bergerak melakukan monitoring ke sejumlah penjual, agen maupun distributor distributor gas 3 Kg.
Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan, kata dia, pasokan dan stok gas LPG 3 Kg di Kabupaten Karimun masih mencukupi. Tidak terjadi kelangkaan gas di masyarakat. Tercatat stok yang ada saat ini sekitar 210 ton.
“Hasil monitoring anggota intel, tidak ada kelangkaan elpiji di wilayah Karimun,” katanya.
Menurut dia, pengawasan aparat penegak hukum (APH) diperlukan guna mencegah terjadi penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, yang berdampak akan berdampak pada masyarakat.
“Pengawasan pasti ada, kalau tidak ada pengawasan masyarakat bisa terdampak apabila ada pengelola ada yang nakal,” kata Irwan.
Seperti yang terjadi di Kota Batam, sejak sepekan terakhir masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan gas LPG 3 Kg. Akibatnya harga gas elpiji yang biasanya dijual Rp21 ribu, menjadi Rp25 ribu per tabung.
Hingga Senin (16/9), Disperindag Kota Batam bersama Pertamina Patra Niaga melaksanakan operasi pasar gas LPG 3 Kg di dua lokasi, yakni Bengkong dan Botania.
Masyarakat pun mengantre untuk mendapatkan gas LPG yang disediakan Disperindag sebanyak 4.480 tabung.
Baca juga:
Disperindag-Pertamina identifikasi kelangkaan gas 3 kg di Kota Batam
Pertamina sediakan sebanyak 4.480 tabung dalam operasi pasar LPG 3 kg di Batam
Komentar