Kepala Sub Seksi Operasi Basarnas Natuna Budiman melalui sambungan telepon dari Natuna, Senin, mengatakan tujuan latihan yang digelar di kantor yang terletak di Kecamatan Bunguran Timur itu untuk meningkatkan kemampuan para personel dalam menghadapi bencana.
"Latihan dilakukan selama dua hari," ucap dia.
Dalam latihan, kata dia, personel Basarnas Natuna dan BPBD Natuna dihadapkan dengan bencana longsor yang disebabkan cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang.
Ia menyebut cuaca ekstrem menumbangkan pohon dan merusak rumah serta korban lainnya.
"Pada simulasi ini tepat pada hari ini, Ranai (Kecamatan Bunguran Timur) mengalami intensitas hujan yang cukup tinggi disertai angin kencang yang mengakibatkan banyaknya pohon-pohon tumbang serta terjadinya longsoran tanah serta batu dari Gunung Ranai," ucap dia.
Ia menyebut dalam simulasi BPBD melakukan asesmen dan mendirikan posko penanggulangan bencana serta menghubungi para pemangku kepentingan setempat, salah satunya Basarnas Natuna, untuk melakukan penanggulangan bencana.
"Dalam operasi ini Basarnas menjadi ujung tombak untuk melakukan evakuasi korban dan tentunya bersinergi dengan BPBD," ujar dia.
Terpisah Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Natuna Zulheppy mengatakan total peserta pada latihan itu mencapai 100 orang.
"Dari kita, dengan personel dapur umum, sekitar 46 personel. Untuk Basarnas lebih kurang 40 orang, kemudian ada adik-adik Pramuka sama Puskesmas Ranai," ucap dia.
Ia menerangkan dalam simulasi ada korban yang terjebak di reruntuhan rumah yang terdampak longsor.
"Basarnas dibantu BPBD dan beberapa lainnya melakukan evakuasi terhadap korban," ucap dia.
Ia berharap latihan bisa meningkatkan kemampuan dan mengasah kemampuan para personel dalam menanggulangi bencana.
"Saat ini (Senin malam) latihan masih berlanjut, besok pagi kita lakukan apel penutupan," ujarnya.
Komentar