Batam (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Batam Kepulauan Riau kembali membuat pelatihan keterampilan untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP), kali ini berupa keterampilan membuat meubel dan kerajinan tangan atau handcraft.
“Pelatihan ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian para WBP,” kata Kepala Lapas Batam Heri Kusrita saat dikonfirmasi di Batam, Selasa.
Dia menjelaskan, pelatihan dilaksanakan selama lima hari, dibuka pada Senin (18/11), diikuti sebanyak 60 warga binaan yang sudah memenuhi persyaratan untuk ikut program pelatihan, di antaranya sudah menjalani separuh dari masa pidananya.
Selain pelatihan meubel dan handcraf, WBP Lapas Batam juga dilatih keterampilan sebagai barista.
Pelatihan tersebut melibatkan enam orang instruktur dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Sumber Ilmu Batam, bertempat di area dalam Lapas Batam.
Menurut Heri, pelatihan ini bermanfaat bagi warga binaan untuk meningkatkan nilai diri dalam pencarian.
“Saya berharap warga binaan serius mengikuti pelatihan ini. Ciptakan handcraft berkualitas, meubel yang bagus dan berkualitas seperti yang dikerjakan warga binaan Lapas Batam dalam pembuatan backdrop di Rutan Batam,” katanya.
Selain itu, katanya, memadukan pelatihan meubel dan barista juga saling berkaitan, karena di Batam banyak tempat kumpul atau nongkrong, sehingga kedua keterampilan ini dinilai potensial bagi WBP.
“Di Batam ini juga banyak tempat nongkrong, barista bisa menjadi alternatif usaha nanti ketika bebas. Jadi saya harap terkait pelatihan ini jangan disia-siakan,” katanya.
Heri menambahkan, kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan serta program Asta Cita Presiden RI.
Kepala Bidang Pelatihan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Batam Moh Zaini yang hadir dalam pembukaan pelatihan itu menyampaikan, di era teknologi maju saat ini keterampilan meubel dan handcraft bisa dipadukan dengan teknologi dan memiliki nilai jual hingga pasar luar negeri.
“Value usaha kopi di zaman sekarang juga mempunyai nilai tinggi dengan tingginya animo masyarakat terhadap kopi,” katanya.
Sehingga, lanjut dia, pelatihan meubel, handcraft, dan barista ini diharapkan bisa menghasilkan pendapatan dalam usaha yang akan dikembangkan oleh WBP setelah bebas nanti.
Karena itu, Zaini mengajak WBP Lapas Batam untuk meningkatkan kompetensi dirinya agar menjadi manusia yang positif.
“Karena perubahan itu tergantung dari diri kita, mau baik atau pun tidak baik,” katanya.
Sementara itu, Direktur LPK Sumber Ilmu Batam Hairul Azhar mengapresiasi pelatihan untuk WBP yang selalu melibatkan pihaknya.
Kepercayaan yang diberikan mendorong LPK Sumber Ilmu Batam untuk memberikan pelatihan terbaik bagi WBP Lapas Batam agar memiliki manfaat di masa depan.
Komentar