Natuna (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau memberikan penguatan terkait pengasuhan atau pola asuh positif di sekolah ke tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dasar.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Pemkab Natuna Yuli Ramadhanita dikonfirmasi dari Natuna, Kamis, mengatakan kegiatan dilakukan pada hari ini (Kamis) di Sekolah Dasar Negeri 1 Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat.
"Kita melaksanakan kegiatan penjangkauan berupa kegiatan penguatan pengasuhan positif di sekolah ke tenaga pendidik dan kependidikan," ucap dia.
Ia menerangkan penguatan ini perlu dilakukan guna meningkatkan pemahaman pendidik dan tenaga pendidik cara mengasuh anak dengan baik dan benar.
Pengasuhan positif kata dia, merupakan pola asuh yang berlandaskan kasih sayang, saling menghargai dan pemenuhan hak asuh anak.
"Pada dasarnya kami ingin mengembalikan kepercayaan diri guru bahwa tanggung jawab pendidikan itu pada kita semua," ujar dia.
Pada kegiatan itu lanjut dia, pihaknya mengajak perangkat sekolah untuk memberikan pembelajaran yang baik dan benar atau tanpa mencederai fisik dan mental anak terhadap kesalahan yang mereka lakukan.
"Banyak hukuman yang tidak ada hubungan dengan kesalahan anak, hal demikian membuat anak tidak bisa mengambil pelajaran dari kesalahan," ujar dia.
Ia berpendapat kunci utama dalam pengasuhan positif adalah kesabaran sebab membentuk karakter baik anak tidaklah mudah atau tidak bisa instan dan diperlukan metode yang tepat, seperti pendekatan kepada anak agar mereka mau mengungkapkan apa yang dirasakan dan kemudian ditunjukkan jalan keluarnya.
"Sebenarnya memberi hukuman tidak ada dalam dunia pendidikan, yang ada adalah anak harus diajarkan bertanggung jawab dengan kesalahan mereka, yang kita sebut dengan konsekuensi, maka pilih lah konsekuensi yang membuat anak sadar bahwa sesungguhnya ada kesalahan yang mereka lakukan dan hendaknya diperbaiki," ujar dia.
Selain sekolah dasar, kegiatan itu juga menyasar ke pelajar sekolah menengah atas. Tujuan utama kegiatan meminimalisasi kekerasan pada anak, guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Pesertanya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, meliputi guru, penjaga sekolah dan penjaga kantin," katanya.
Komentar