Batam (ANTARA) - Politeknik Negeri Batam (Polibatam), Kepulauan Riau menyalurkan sedikitnya 90 teknisi pesawat setiap tahun, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri perawatan, perbaikan, dan perombakan, (MRO) pesawat.
Accountable Manager Polibatam Aero Trainning Center Priyono Eko Santoyo di Batam, Kamis, mengatakan hal tersebut mengingat di Batam terdapat industri MRO pesawat, Batam Aero Technic (BAT) milik Lion Grup.
“Kami itu per tahun 90 orang, itu lisensi yang bisa diberikan Airframe (A1), Piston Engine (A3) dan Gas Turbine Engine (44). Ke depan itu kebutuhan avionik itu banyak, di masa datang elektronik meningkat pesat. Berarti kebutuhan orang yang terampil di bidang itu sangat banyak,” ujar dia.
Ia menyampaikan sistem pembelajaran pada program studi D3 teknik keperawatan pesawat udara, terdiri atas teori dan praktik dengan durasi belajar 3.000 jam atau empat semester.
“Model kami ini empat semester di Polibatam, teori praktik yang 3.000 jam itu, lulusnya D3. Setahunnya di MRO, untuk mendapat melanjutkan diplomanya. Jadi aturan internasionalnya sekarang kalau lisensi dasar itu pemiliknya hanya boleh untuk orang yang lulusan perguruan tinggi.
Sehingga program Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) itu harus dipasangkan dengan program diploma,” ujar dia.
Eko menyebutkan hampir dari 90 SDM yang disalurkan tersebut rata-rata melakukan magang atau praktik kerja di MRO BAT Batam.
“Ada juga di perusahaan pemeliharaan pesawat lainnya juga. Kita tahu di Batam ada MRO besar punya Lion grup, itu juga butuh teknisi, sehingga kami mendidik mereka calon teknisi, yang tentunya pihak industri akan senang, mereka tidak perlu jauh-jauh cari teknisi untuk perawatan pesawat,” kata dia.
Komentar