LKKPN Pekanbaru kolaborasi dengan masyarakat untuk jaga penyu di Anambas

id Penyu,Tukik,Anambas,Penyu Jemaja Lestari,Kepulauan Anambas

LKKPN Pekanbaru kolaborasi dengan masyarakat untuk jaga penyu di Anambas

Pelepasan Tukik di Anambas yang dilakukan kelompok Penyu Jemaja Lestari dan para pemangku kepentingan pada 30 April 2025. ANTARA/HO-Penyu Jemaja Lestari

Natuna (ANTARA) - Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru berkolaborasi dengan Kelompok Penyu Jemaja Lestari menjaga dan mengelola kawasan konservasi di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (Kepri).

Kepala LKKPN Pekanbaru Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rahmat Irfansyah dikonfirmasi dari Natuna, Jumat, mengatakan kolaborasi tersebut telah terjalin sejak 2019 dan semakin erat pada periode 2020 hingga 2025.

Pada Rabu (30/4) pihaknya bersama kelompok Penyu Jemaja Lestari dan para pemangku kepentingan melepas 300 tukik di Anambas.

Baca juga: Pemprov Kepri buka pendaftaran beasiswa mahasiswa 2025

Kelompok Penyu Jemaja Lestari, lanjut dia, merupakan kelompok yang bergerak dalam perlindungan penyu. Kelompok ini dibentuk pada 2021 atas saran LKKPN Pekanbaru.

Tujuan pembuatan kelompok agar masyarakat Anambas bernama Burhan yang konsentrasi melindungi penyu, bisa menularkan kebiasaan baiknya ke orang lain, dengan harapan pelestarian penyu dilakukan secara kolektif.

“Burhanuddin mulai kami perhatikan dan secara intensif dan kami ajak berkolaborasi sejak 2020, karena apa yang dilakukannya bermanfaat bagi ekosistem,” ucap dia.

Setelah berhasil membuat kelompok, Burhan bersama rekannya diberikan pembinaan berbagai hal tentang konservasi dan diberikan informasi terkait peluang untuk mendapatkan bantuan penunjang operasi perlindungan penyu.

Baca juga: Pemkab Natuna angkat CPNS dan PPPK formasi 2024 secara berbarengan

Setelah berdiri kelompok mengajukan bantuan, kemudian disetujui oleh KKP, dan bantuan diserahkan pada 2022. Jika diuangkan total bantuan mendekati Rp100 juta.

Langkah ini merupakan salah satu komitmen LKKPN Pekanbaru dalam menjaga dan mengelola kawasan konservasi nasional agar memberikan manfaat bagi ekologi serta kesejahteraan masyarakat sekitar.

Rahmat menilai kolaborasi bersama pemangku kepentingan pusat dan daerah, BUMN, LSM, serta kelompok masyarakat diperlukan, agar semua berjalan dengan aman dan lancar.

“Bantuan yang diberikan berupa kapal fiber lengkap dengan mesin, pelampung, kamera bawah air, dan senter,” ujar dia.

Baca juga: Gubernur Ansar : Musrenbang 2025 fokus pada lima program prioritas

Bantuan tersebut menjadi penunjang penting bagi kelompok dalam menjalankan tugasnya, mengingat lokasi bertelurnya penyu berada di pulau-pulau terpencil yang minim akses dan gelap.

“Hasil pantauan menunjukkan bantuan tersebut masih berfungsi dengan baik hingga saat ini. Kelompok juga berpotensi menerima bantuan lain jika kembali mengajukan permohonan,” katanya.

Ia menegaskan setiap bantuan yang diberikan melewati proses seleksi panjang dan objektif. Meskipun kelompok Burhanuddin merupakan binaan LKKPN, bantuan diberikan karena telah memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan.

Ia juga menyampaikan Kelompok Penyu Jemaja Lestari telah menjalin kerja sama dengan Yayasan Anambas, hasilnya memperkuat sarana prasarana pelestarian serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam melindungi penyu di Jemaja Barat.

Baca juga: Bulog serap 100 ton beras dari Pelalawan untuk gudang Karimun

Menurutnya, capaian ini merupakan salah satu dampak dari intervensi yang dilakukan oleh LKKPN Pekanbaru agar kelompok binaan tetap eksis dalam menjaga keberlangsungan hidup penyu.

“Prosesnya cukup panjang dan objektif. Setiap bantuan harus mengikuti alur yang telah ditentukan serta dilengkapi dengan persyaratan yang ditetapkan,” katanya.

Secara terpisah, Burhanuddin menyampaikan kegiatan perlindungan penyu telah ia tekuni sejak 2017 dengan dana pribadi.

Pada 2021 ia mulai mendapat perhatian dari TNI AL di wilayah setempat, yang turut membantu mengamankan sarang telur penyu dari predator dan tangan-tangan jahil.

Menurut dia, pelepasan tukik dilakukan setiap hari dengan jumlah ratusan ekor.

Baca juga: BP3MI Kepri gagalkan keberangkatan seorang CPMI ke Kamboja

“Pelepasan tukik sering kami lakukan. Terbaru, pada 30 April lalu, kami melepas 300 tukik bersama LKKPN Pekanbaru, Lanal Tarempa, dan BPBD Anambas,” ujar dia.

Selanjutnya, bantuan terus berdatangan hingga tahun 2025. Burhan mencatat pada 2025 mereka berhasil menyelamatkan 500 sarang penyu dan berhasil melepas liar 32.000 tukik ke laut lepas.

“Selain kegiatan perlindungan secara langsung, kami juga melakukan sosialisasi konservasi penyu kepada masyarakat dan siswa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepedulian serta pemahaman terhadap pentingnya penyu dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar dia.

Baca juga:
Pemkab Natuna edukasi petani cara atasi hama tanaman

Pemprov Kepri masih koordinasi soal lokasi pembangunan Sekolah Rakyat di Batam

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE