Batam (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menyerap 100 ton beras petani dari Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau untuk menambah stok beras di Gudang Tanjung Balai Karimun.
Pemimpin Bulog Kantor Cabang Batam Guido XL Pereira menjelaskan penyerapan dilakukan terhadap beras hasil panen petani di Desa Sungai Solok.
“Kami membeli sesuai dengan penetapan harga pemerintah pusat Rp12.000 per kilogram. Realisasi penyerapan sampai saat ini sudah mencapai 61.5 ton atau sekitar 62 persen dari target 100 ton. Kami optimis bisa melampaui target sebelum pertengahan Mei 2025,” katanya saat dihubungi di Batam, Jumat.
Guido mengungkapkan, Bulog Batam memang tidak memiliki lahan sawah sendiri, dan sebagian besar penyerapan dilakukan dari luar kawasan.
Hal ini menjadi strategi pemenuhan kebutuhan beras di wilayah Kepri, khususnya Tanjung Balai Karimun yang lebih memungkinkan untuk pengiriman dan distribusi beras.
Baca juga: BP3MI Kepri gagalkan keberangkatan seorang CPMI ke Kamboja
“Kalau di Batam, secara teknis memang bisa masuk, tapi untuk mengeluarkan beras bisa lebih rumit untuk di distribusi lagi. Oleh karena itu, gudang di Tanjung Balai Karimun menjadi pilihan utama untuk penempatan stok ini,” katanya menjelaskan.
Penyerapan beras dari Pelalawan ini juga didukung melalui kerja sama dengan dua mitra lokal, yaitu Penggilingan Jaya Mandiri dan Rezki Putra Mandiri, serta BUMD Kabupaten Pelalawan.
Bulog menjamin seluruh hasil panen petani akan diserap selama memenuhi standar kualitas dan harga yang telah ditentukan pemerintah.
“Kami minta petani tidak khawatir. Berapa pun jumlah hasil panennya, akan kami serap, karena kapasitas gudang Bulog di wilayah kerja kami masih mencukupi hingga 1.000 ton,” tambah Guido.
Baca juga: Pemkab Natuna edukasi petani cara atasi hama tanaman
Saat ini, stok di gudang Batam Batu Merah mencapai 3.200 ton, dengan kebutuhan bulanan sekitar 250 ton. Menurut Guido, stok tersebut dinilai cukup hingga tujuh hingga delapan bulan ke depan.
Sementara itu, di Tanjung Balai Karimun, dari kapasitas 800 ton, saat ini sudah terisi 500 ton. Kebutuhan bulanan di Karimun mencapai 100 ton, maka stok tersebut akan bertahan sampai lima bulan ke depan.
Guido juga menjelaskan bahwa program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sementara dihentikan untuk fokus pada penyerapan beras dalam negeri.
Baca juga:
Pemprov Kepri masih koordinasi soal lokasi pembangunan Sekolah Rakyat di Batam
Pemko Batam penuhi kebutuhan siswa lewat bantuan SPP dan seragam
Komentar