Pemkab Natuna tangani 32 kasus kekerasan perempuan dan anak

id Kekerasan pada anak,Perempuan,Natuna,Kepri,Perlindungan

Pemkab Natuna tangani 32 kasus kekerasan perempuan dan anak

Potongan slide materi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak milik Polres Natuna, Kepri, di Natuna pada November 2025. ANTARA/Muhamad Nurman

Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau menangani 32 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga Oktober 2025.

Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Natuna, Melda Irawati, di Natuna, Selasa, mengatakan dari total 32 kasus tersebut, sebanyak 21 merupakan perkara yang melibatkan anak, sedangkan 11 lainnya merupakan kasus yang menimpa perempuan.

Ia menjelaskan, pada 2024 tercatat sebanyak 66 kasus, terdiri atas 55 kasus yang melibatkan anak dan 11 kasus kekerasan terhadap perempuan.

“Secara umum, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Natuna pada 2025 mengalami penurunan dibandingkan 2024,” ucap Melda.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) DP3AP2KB Natuna, Yuli Ramadhanita mengatakan turunnya kasus berkat kolaborasi dari berbagai instansi di Natuna.

Baca juga: Pemkab Natuna serukan pola asuh tanpa kekerasan

Instansi di Natuna, lanjut dia, telah melaksanakan berbagai rencana aksi dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Untuk dinasnya, pencegahan dilakukan dengan berbagai kegiatan, salah satunya sosialisasi bahaya kekerasan pada perempuan dan anak, kepada orang tua hingga pelajar.

"Tujuan sosialisasi adalah untuk mengenalkan kepada masyarakat jenis dan dampak dari kekerasan baik jangka pendek maupun panjang," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Seksi Pemulihan Aset dan Pengelolaan Barang Bukti (PAPBB) Kejaksaan Negeri (Kejari) Natuna, Karya So Immanuel mengatakan hingga Oktober 2025 terdapat tujuh perkara kekerasan terhadap anak yang masuk ke Kejari Natuna. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan 2024 yang mencapai 24 perkara.

“Trennya menurun pada tahun ini, dan hal tersebut merupakan sebuah capaian yang patut kita apresiasi,” ujar Immanuel.

Baca juga: Sejarah berdirinya Lanud RSA Natuna diperkenalkan kepada pelajar di perbatasan

Pewarta :
Uploader: Nadilla
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE