Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat sebanyak 137 kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota itu pada Januari hingga Juni 2022.

"Angka ini turun dibanding periode yang sama tahun 2021, yaitu sebanyak 176 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tanjungpinang Sri Handono, di Tanjungpinang, Senin.

Ia menyebut penyebaran kasus DBD tertinggi berada di Kelurahan Pinang Kencana. Sementara penyebaran kasus DBD terendah, yaitu di Kelurahan Dompak.

Menurutnya Pemkot Tanjungpinang terus berupaya melakukan pengendalian DBD melalui peran maupun pemberdayaan masyarakat serta lintas sektor, di antaranya membentuk dan mengaktifkan juru pemantau jentik atau jumantik yang tersebar di 18 kelurahan se-Kota Tanjungpinang.

Baca juga:
Festival Budaya Tionghoa di Tanjungpinang catat transaksi Rp500 juta

Pemkot Tanjungpinang beri label khusus hewan kurban bebas PMK


Selain itu, mendorong peran keluarga dalam melaksanakan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J), untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta menjaga kebersihan masing-masing rumah dengan menerapkan 3M, yakni menguras, menutup dan mendaur tempat air baik di dalam maupun di luar rumah.

"Dengan begitu, lingkungan tempat tinggal bebas dari jentik nyamuk. Motonya, tidak ada jentik maka tidak ada nyamuk. Tidak ada nyamuk maka tidak ada DBD," ujarnya.

Dia turut menjelaskan gejala maupun tanda-tanda seseorang menderita sakit DBD, antara lain panas mendadak tinggi yang berlangsung dua hingga tujuh hari, nyeri kepala, nyeri ulu hati, nyeri belakang bola mata, nyeri sendi dan nyeri otot, nafsu makan menurun, mual, nyeri tenggorokan, serta susah buang air besar.

Baca juga:
Tanjungpinang siapkan strategi guna membangkitkan pariwisata usai pandemi

Tanjungpinang tolak sapi dari provinsi lain cegah PMK

Kemudian adanya tanda-tanda perdarahan berupa, bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, dan buang air besar berdarah.

Selanjutnya, bisa terjadi syok yang ditandai dengan kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan penderita gelisah.

"Bila tidak ditangani segera, ini bisa menyebabkan kematian," katanya menegaskan.

Sri melanjutkan pihaknya juga gencar melakukan fogging atau pengasapan di lingkungan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah rentan penyebaran DBD.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes : Angka DBD di Tanjungpinang hingga Juni 2022 capai 137 kasus

Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024