Temukan 236 kasus DBD, Dinkes Batam perkuat program G1R1J dan Gertak

id kepri batam,nyamuk dbd,g1r1j,jentik nyamuk

Temukan 236 kasus DBD, Dinkes Batam perkuat program G1R1J dan Gertak

Petugas melakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk yang menyebarkan penyakit DBD. ANTARA/Didik Suhartono

Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memperkuat Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak) sebagai upaya mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi mencatat 236 kasus selama 2025 ini, dengan rincian pada Januari 75 kasus, Februari (51), Maret (33), April (32), dan Mei (45).

"Meskipun tidak ada program baru, kami tetap optimalkan yang sudah ada, termasuk Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak)," katanya saat dihubungi di Batam, Sabtu.

Baca juga: Bupati Chen serahkan sapi kurban Presiden ke Masjid Ibnu Salim

Sesuai dengan Surat Edaran No. 11 Tahun 2025 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan DBD, G1R1J menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di rumah masing-masing.

“Para jumantik memantau dan melaporkan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat tentang apa yang ditemui, ini nanti kami dari dinas yang menerima datanya,” ujar dia.

Ia mengatakan Gertak dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan gotong royong massal di lingkungan sekitar rumah.

"Gerakan ini menekankan keterlibatan masyarakat dalam memastikan lingkungan rumah masing-masing bebas dari jentik nyamuk," katanya.

Selain itu, masyarakat diminta segera membawa pasien dengan gejala DBD ke puskesmas terdekat.

Dinkes Batam mencatat 871 kasus DBD pada 2024.

Baca juga: Pemkot Batam bentuk satgas pemberantasan premanisme

Dia mengatakan lonjakan kasus DBD pada 2024 dipengaruhi faktor, seperti curah hujan yang tinggi.

Pada 2024, angka insidensi (Incident Rate/IR) DBD mencapai 68,21 per 100.000 penduduk, sedangkan tahun ini berhasil ditekan menjadi 17,59 per 100.000 penduduk. Selain itu, ditemukan 14 kasus kematian pada 2024 terkait dengan DBD.

“Tahun ini ditemukan satu kasus kematian akibat DBD, maka kami komitmen untuk menekan angka penularan seoptimal mungkin agar tidak melonjak,” kata dia.

Dinkes Batam menegaskan penurunan kasus tahun ini menjadi dorongan untuk terus menjaga komitmen dan kolaborasi semua pihak dalam menjaga lingkungan bersih dan bebas nyamuk pembawa DBD.

Baca juga:
BP3MI Kepri gagalkan pengiriman ilegal seorang pekerja migran ke Singapura

Rutan Kelas I Tanjungpinang sembelih 15 ekor hewan kurban

Pewarta :
Editor: Yuniati Jannatun Naim
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE