Bintan, Kepulauan Riau (ANTARA) - Ratusan unit kelong apung (alat tangkap ikan) milik nelayan tradisional di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, tidak dapat beroperasi karena cuaca buruk.

Kelong-kelong tersebut sandar di sepanjang Pantai Trikora di Desa Malang Rapat, Bintan, Jumat.

"Setiap akhir tahun sampai awal tahun kami tidak bisa melaut karena gelombang besar (tinggi), angin kuat (kencang)," ucap Jumadi,  seorang pemilik kelong apung di Bintan, Jumat.

Baca juga:
Polres Bintan selesaikan 112 kasus pidana sepanjang 2022

Polisi kehutanan buru pembalak liar di Gunung Lengkuas Bintan

Beberapa kelong milik nelayan tradisional yang sandar di bibir Pantai Trikora itu dalam kondisi rusak parah dihantam gelombang dan angin kencang.

"Kalau dipaksakan melaut pun tidak ada guna. Ikan bilis tidak ada kalau arus kuat, gelombang tinggi, angin kencang," tutur Aman, nelayan tradisional lainnya yang sedang memperbaiki kelong apungnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengatakan nelayan menyadari bahwa kelong apung tidak akan mampu bertahan dihantam gelombang tinggi dan angin kencang.

Karena itu, menurut dia, nelayan sudah mengambil keputusan yang tepat tidak melaut menggunakan kelong apung saat musim angin utara.

"Cuaca ekstrem tidak hanya di Bintan, melainkan juga di kabupaten dan kota lainnya di Kepri," katanya.

Baca juga:
Waspadai kecepatan angin capai 40 km/jam di Bintan

Kapal roro tujuan Natuna dari Bintan tidak berlayar karena cuaca buruk

Kelong apung terbuat dari kayu dan papan, berbentuk petak. Di tengah dinding kayu itu terdapat jaring untuk menangkap ikan teri maupun cumi dan ikan jenis lainnya.

Lantai kelong terbuat dari papan. Kemudian terdapat gubuk dan tempat merebus ikan teri.

Kelong tersebut dapat mengapung karena pada bagian bawahnya terdapat puluhan drum. Kelong ditarik dengan menggunakan perahu kecil ke lokasi yang diperkirakan banyak ikan teri.

"Sampai ke tengah laut kami menangkap ikan teri. Bisa 1-3 hari di laut, tergantung hasil tangkapan," ujar Fadli, nelayan tradisional yang sejak sebulan lalu tidak melaut.

Baca juga:
4.480 warga di Kepri gunakan identitas kependudukan digital

Rusun personel Brimob diharapkan dapat tingkatkan pelayanan

BP Batam taksir kerugian penjarahan kabel di pedestrian capai ratusan juta rupiah

Bandara Hang Nadim Batam catat 13 ribu penumpang per hari jelang Tahun Baru

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024