Batam (ANTARA News) - Rencana penerapan sistem offshore banking dipercaya dapat menggairahkan industri Batam dan memenangkan persaingan kota sejenis di Asia Pasifik.
"Offshore banking dapat meningkatkan nilai jual Batam sebagai kota industri," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah Kota Batam, Nada Faza Soraya di Batam, Rabu.
Ia mengatakan ketentuan offshore banking dengan berbagai insentif, kerahasiaan pelanggan dan kemudahan dapat menggairahkan industri.
Pengusaha, kata dia, menjadi lebih tertarik menyimpan uang di Batam ketimbang bank-bank nasional yang tidak memberikan berbagai insentif dan kemudahan.
"Arus uang dapat meningkat di Batam, karena banyak pengusaha luar negeri yang menyimpn uangnya di Batam," kata dia.
Dengan banyaknya uang yang beredar, kata dia, maka makin banyak peluang usaha yang timbul, sehingga dapat menyejahterakan rakyat.
"Secara tidak langsung offshore banking dapat menyejahterakan masyarakat Batam," kata dia.
Senada dengan Nada, Kepala Management Research Centre Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rofikoh Rokhim mengatakan Kota Batam membutuhkan "offshore banking" untuk mendukung pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang diterapkan di kota yang berdekatan dengan Singapura.
"Batam butuh offshore banking untuk lebih memajukan investasi," kata dia.
Ia mengatakan Batam sudah memiliki industri dan perdagangan, dan tinggal didukung dorongan finansial.
"Yang dibutuhkan Batam tinggal satu, tinggal buffer financial," kata Rofikoh.
Offshore banking amat dibutuhkan perusahaan asing yang hendak menanamkan modalnya. Keuntungan sistem perbankan yang banyak digunakan bank-bank Swiss itu antara lain penjaminan kerahasiaan, potongan pajak dan kemudahan arus dari dalam ke luar negeri dan sebaliknya.
Untuk menjalankan offshore banking, kata dia, perlu dukungan regulasi yang kuat agar tidak disalahgunakan untuk kegiatan negatif.
Dari seluruh daerah Indonesia, kata dia, hanya Batam yang cocok untuk pengembangan offshore banking, karena sudah ditetapkan sebagai FTZ dan letaknya yang strategis berdekatan dengan Singapura.
Wakil Komisi IV DPR RI Harry Azhar Azis mengatakan offshore banking cocok dikembangkan di Batam.
Bahkan, kata Harry, offshore banking secara tidak langsung sudah dipraktekan di Batam melalui penanam modal yang menyimpan uangnya di bank-bank Singapura.
"Sebetulnya, offshore banking hampir sama dengan FTZ, ada kekhususan, tapi ini bidang perbankan," kata dia.
(ANT-YJN/B012/Btm3)
"Offshore banking dapat meningkatkan nilai jual Batam sebagai kota industri," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah Kota Batam, Nada Faza Soraya di Batam, Rabu.
Ia mengatakan ketentuan offshore banking dengan berbagai insentif, kerahasiaan pelanggan dan kemudahan dapat menggairahkan industri.
Pengusaha, kata dia, menjadi lebih tertarik menyimpan uang di Batam ketimbang bank-bank nasional yang tidak memberikan berbagai insentif dan kemudahan.
"Arus uang dapat meningkat di Batam, karena banyak pengusaha luar negeri yang menyimpn uangnya di Batam," kata dia.
Dengan banyaknya uang yang beredar, kata dia, maka makin banyak peluang usaha yang timbul, sehingga dapat menyejahterakan rakyat.
"Secara tidak langsung offshore banking dapat menyejahterakan masyarakat Batam," kata dia.
Senada dengan Nada, Kepala Management Research Centre Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rofikoh Rokhim mengatakan Kota Batam membutuhkan "offshore banking" untuk mendukung pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang diterapkan di kota yang berdekatan dengan Singapura.
"Batam butuh offshore banking untuk lebih memajukan investasi," kata dia.
Ia mengatakan Batam sudah memiliki industri dan perdagangan, dan tinggal didukung dorongan finansial.
"Yang dibutuhkan Batam tinggal satu, tinggal buffer financial," kata Rofikoh.
Offshore banking amat dibutuhkan perusahaan asing yang hendak menanamkan modalnya. Keuntungan sistem perbankan yang banyak digunakan bank-bank Swiss itu antara lain penjaminan kerahasiaan, potongan pajak dan kemudahan arus dari dalam ke luar negeri dan sebaliknya.
Untuk menjalankan offshore banking, kata dia, perlu dukungan regulasi yang kuat agar tidak disalahgunakan untuk kegiatan negatif.
Dari seluruh daerah Indonesia, kata dia, hanya Batam yang cocok untuk pengembangan offshore banking, karena sudah ditetapkan sebagai FTZ dan letaknya yang strategis berdekatan dengan Singapura.
Wakil Komisi IV DPR RI Harry Azhar Azis mengatakan offshore banking cocok dikembangkan di Batam.
Bahkan, kata Harry, offshore banking secara tidak langsung sudah dipraktekan di Batam melalui penanam modal yang menyimpan uangnya di bank-bank Singapura.
"Sebetulnya, offshore banking hampir sama dengan FTZ, ada kekhususan, tapi ini bidang perbankan," kata dia.
(ANT-YJN/B012/Btm3)