Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengimbau masyarakat agar mewaspadai berbagai bentuk penipuan yang marak terjadi, termasuk dengan modus mencatut nama Sekretaris Daerah (Sekda) Adi Prihantara.
Modus penipuan terbaru yang beredar di masyarakat dilakukan melalui aplikasi WhatsApp dengan menggunakan nomor +6285210084436 serta memasang foto Sekdaprov Kepri sebagai profil.
"Sasaran penipuan ini adalah pengurus rumah ibadah, yayasan, serta madrasah atau sekolah, dengan janji pemberian donasi," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kepri Hasan di Tanjungpinang, Rabu.
Hasan menyatakan bahwa pesan WhatsApp yang beredar tersebut adalah informasi palsu dan merupakan bagian dari modus penipuan. Ia menegaskan jika Sekda Kepri Adi Prihantara tidak pernah mengirimkan pesan tersebut.
"Ini adalah hoaks dan masyarakat harus berhati-hati," ucapnya.
Hasan menyatakan modus tersebut berusaha meyakinkan calon korban bahwa ada bantuan donasi yang akan diberikan untuk rumah ibadah, sekolah, atau yayasan.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya pada pesan yang mengatasnamakan pejabat pemerintah tanpa konfirmasi resmi.
Pemprov Kepri terus mengupayakan langkah-langkah preventif dan edukatif untuk mencegah masyarakat menjadi korban penipuan.
"Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum menanggapi informasi yang diterima," demikian Hasan.
Modus penipuan terbaru yang beredar di masyarakat dilakukan melalui aplikasi WhatsApp dengan menggunakan nomor +6285210084436 serta memasang foto Sekdaprov Kepri sebagai profil.
"Sasaran penipuan ini adalah pengurus rumah ibadah, yayasan, serta madrasah atau sekolah, dengan janji pemberian donasi," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kepri Hasan di Tanjungpinang, Rabu.
Hasan menyatakan bahwa pesan WhatsApp yang beredar tersebut adalah informasi palsu dan merupakan bagian dari modus penipuan. Ia menegaskan jika Sekda Kepri Adi Prihantara tidak pernah mengirimkan pesan tersebut.
"Ini adalah hoaks dan masyarakat harus berhati-hati," ucapnya.
Hasan menyatakan modus tersebut berusaha meyakinkan calon korban bahwa ada bantuan donasi yang akan diberikan untuk rumah ibadah, sekolah, atau yayasan.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya pada pesan yang mengatasnamakan pejabat pemerintah tanpa konfirmasi resmi.
Pemprov Kepri terus mengupayakan langkah-langkah preventif dan edukatif untuk mencegah masyarakat menjadi korban penipuan.
"Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum menanggapi informasi yang diterima," demikian Hasan.