Baturaja (ANTARA) - Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor menghadapi musim hujan tahun ini untuk mengantisipasi agar bencana alam tidak menimbulkan korban jiwa.
Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Ahad, mengatakan penetapan status tersebut sebagai bentuk kesiapan dalam penanggulangan bencana alam sedini mungkin.
Penetapan status ini perlu dilakukan mengingat Kabupaten OKU merupakan salah satu daerah di Sumsel yang rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan.
"Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Mei 2024 harus dijadikan pelajaran agar kita bersama tetap waspada menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja," kata dia.
Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya telah melaksanakan apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan bencana alam di wilayah itu.
Pemkab OKU meningkatkan kapasitas personel penanggulangan bencana agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa.
Sebanyak 940 personel yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana disiagakan guna menindaklanjuti cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Ahad, mengatakan penetapan status tersebut sebagai bentuk kesiapan dalam penanggulangan bencana alam sedini mungkin.
Penetapan status ini perlu dilakukan mengingat Kabupaten OKU merupakan salah satu daerah di Sumsel yang rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan.
"Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Mei 2024 harus dijadikan pelajaran agar kita bersama tetap waspada menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja," kata dia.
Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya telah melaksanakan apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan bencana alam di wilayah itu.
Pemkab OKU meningkatkan kapasitas personel penanggulangan bencana agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa.
Sebanyak 940 personel yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana disiagakan guna menindaklanjuti cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.