Natuna (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, melanjutkan program Pusling-Cerdas guna meningkatkan literasi pelajar sekolah dasar (SD).
Kepala Disperpusip Kabupaten Natuna, Erson Gempa Afriandi, yang dikonfirmasi dari Natuna, Sabtu, mengatakan bahwa Pusling-Cerdas merupakan kepanjangan dari Pustaka Keliling-Cerita Dari Siswa.
Dalam program ini, kata dia, pihaknya mendatangi sekolah menggunakan kendaraan roda empat yang dilengkapi dengan berbagai buku bacaan.
"Program Pusling-Cerdas tetap kita lanjutkan. Program ini akan efektif dilaksanakan pada Mei mendatang," ucap dia.
Namun, lanjut dia, pada 2025 program ini hanya menjangkau SD yang berada di Kecamatan Bunguran Timur. Hal tersebut disebabkan adanya efisiensi anggaran di dinasnya.
"Konsep program ini berupa pembelajaran di luar ruangan, tetapi masih di area sekolah," ucap dia.
Ia menyebut bahwa metode pelaksanaan program ini tetap sama, yakni pelajar kelas 1–3 akan duduk dan mendengarkan petugas membacakan buku, kemudian petugas memberikan pertanyaan kepada mereka.
Sedangkan pelajar kelas 4–5 akan membaca buku cerita yang mereka pilih atau minati, lalu menceritakan kembali isi buku tersebut kepada rekan-rekannya.
"Kami berharap program ini dapat berjalan dengan lancar," ujar dia.
Sebelumnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau meluncurkan program Pustaka Keliling-Cerita Dari Siswa (Pusling-Cerdas) guna meningkatkan literasi pelajar sekolah dasar (SD).
Menurut Erson Gempa Afriandi, program ini tidak sekadar membawa buku-buku ke sekolah yang dikunjungi, tetapi juga menerapkan metode pembelajaran interaktif yang melibatkan siswa secara aktif.
Dia mengemukakan kata "cerdas" pada standar operasional prosedur (SOP) program ini merupakan inovasi yang diterapkan pada kelompok pelajar kelas 1-3 SD.
Metode yang digunakan pada pelajar kelas 4-5 SD, yakni dengan meminta pelajar membaca buku cerita yang mereka pilih atau minati, kemudian menceritakan kembali kepada rekan-rekannya tentang isi buku yang dibaca.
Jika pesertanya dari pelajar kelas 1-3 SD, maka konsep kegiatan pembelajaran yang diterapkan berupa membaca dan menyaring, di mana para siswa hanya mendengarkan petugas pustaka membaca atau menceritakan buku dongeng.
Kemudian siswa diberikan pertanyaan seputar cerita di buku yang dibaca tadi, siswa yang bisa menjawab dengan benar (dan siswa yang dianggap bagus dalam membacakan cerita khusus untuk anak kelas 4-5) akan mendapatkan hadiah dari petugas.
"Selanjutnya di akhir kegiatan siswa akan diajak melakukan outbond ringan dan menyanyikan lagu pusling-cerdas bersama," ucap dia.