Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpeluang menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
Pada pukul 10.23 WIB, rupiah menguat 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.491 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.505 per dolar AS.
"Dolar AS masih nampak melanjutkan pelemahan kemarin di awal perdagangan hari Rabu (7/4), akibat aksi ambil untung kuatnya dolar selama dua pekan terakhir dan turunnya tingkat imbal hasi obligasi Pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dolar AS outlook-nya melemah seiring turunnya tingkat imbal hasil obligasi AS dibalik ekspektasi pasar yang menurunkan ekspektasi agresif bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan memperketat kebijakannya lebih awal dari yang dijanjikan.
Imbal hasil obligasi terus turun dari level tertinggi, mengurangi kekhawatiran akan kenaikan inflasi. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 7 basis poin menjadi 1,65 persen pada Selasa (6/4) lalu.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.480 hingga Rp14.520," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Selasa (6/4) lalu rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.505 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.515 per dolar AS.
Berita Terkait
Israel abaikan permintaan AS untuk tak serang Iran
Sabtu, 20 April 2024 11:43 Wib
Kemlu RI: Veto AS atas keanggotaan Palestina di PBB mengkhianati perdamaian
Jumat, 19 April 2024 16:31 Wib
Beberapa orang ditembak di Kota Philadelphia, Amerika Serikat
Kamis, 11 April 2024 9:08 Wib
Israel mengadu ke AS soal pembatasan ekspor oleh Turki
Rabu, 10 April 2024 7:24 Wib
Israel sepakat buka rute tambahan bantuan ke Gaza
Jumat, 5 April 2024 18:11 Wib
NBA umumkan kolaborasi multitahun dengan grup K-pop LE SSERAFIM
Jumat, 5 April 2024 11:07 Wib
Pelayaran langsung peti kemas Batam-China pangkas biaya 600 dolar AS
Senin, 1 April 2024 11:52 Wib
AS tak dukung perang baru Israel dan Hizbullah di Lebanon
Jumat, 29 Maret 2024 10:26 Wib
Komentar