Masyarakat sesalkan proyek Rp6,4 M pelabuhan roro Singkep lamban dikerjakan

id Masyarakat sesalkan proyek pelabuhan roro yang lamban

Masyarakat sesalkan proyek Rp6,4 M pelabuhan roro Singkep lamban dikerjakan

Suryadi Hamzah saat berada di Pelabuhan Roro Jagoh, Singkepbarat (ANTARA/Nurjali/Dok Pribadi Suryadi)

Lingga (ANTARA) - Salah satu tokoh masyarakat Singkep Barat, Kabupaten Lingga Suryadi menyesalkan pengerjaan proyek rehabilitasi dermaga Pelabuhan Roro dan Movebale Bridge Pelabuhan penyebrangan, senilai Rp6,4 milyar di Desa Jagoh Kecamatan Singkepbarat, pengerjaannya lamban dan terkesan sengaja dilambatkan, mengingat Dinas Perhubungan sendiri sudah membuat pengumuman target pengerjaanya selama satu bulan.

"Kemarin dinas perhubugan memberikan pengumuman bahwa penutupan dermaga tersebut sampai tanggal 31 Oktober 2021, atau selama satu bulan, yang diterbitkan pada tanggal 04 Oktober 2021, dengan nomor surat 550/DISHUB/364," ujar Suryadi kepada Antara, Rabu (17/11).

Namun pada tanggal 26 Oktober 2021, Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga kembali menerbitkan surat dengan nomor 550/DISHUB/409, yang menyatakan bahwa penutupan Pelabuhan Roro tersebut diperpanjang karena pengerjaan proyeknya belum selesai. Dalam surat kedua tersebut, penutupan diperpanjang sampai tanggal 25 November 2021.

Meski sudah diperpanjang dua kali, namun hingga hari ini Rabu (17/11) atau satu minggu menjelang berakhirnya pengumuman yang disampaikan oleh Dinas Perhubungan, proyek tersebut masih terlihat belum juga selesai dan pengerjaan diprediksi akan semakin lama, hal ini diduga adanya kelalaian dari dinas dan kontraktor dalam pengerjaannya sehingga terjadi mis komunikasi dengan masyarakat pengguna pelabuhan.

"Tentu ini akan sangat berdampak pada perekonomian masyarakat di Kabupaten Lingga, karena biaya transportasi bahan-bahan pokok akan semakin besar dan bahan pokok yang selama ini masuk dari pelabuhan roro otomatis akan terhambat," ujarnya.

Dampak tersebut menurut Suryadi juga akan memicu terjadinya inflasi, karena berkurangnya pasokan bahan pokok ke Kabupaten Lingga.

Selain itu Anton salah satu pedagang di pasar Dabosingkep, juga mengeluhkan tidak beroperasinya Kapal Roro dalam jangka waktu yang cukup lama, karena dampaknya barang-barang yang selama ini mengandalkan kapal roro baik dari Jambi maupun Batam menjadi terhambat.

"Kalau kapal Jambi itu sekarang sangat ketat usai terjadinya laka laut kemarin, sehingga barang-barang yang dibawa juga dibatasi, sehingga kapal roro ini menjadi andalan kita selama ini," ujarnya.

Dengan tidak beroperasinya pelabuhan roro dalam waktu yang lama, tentu hal tersebut akan memberikan dampak harga barang yang akan meningkat.

"Ini sudah hampir dua bulan bang, biasanya itu kalau docking paling lama 30 hari, sekarang sudah hampir dua bulan, bayangkan kita tentu sangat berharap dengan pemerintah," ujarnya.

Proyek senilai 6,4 milyar tersebut, dikerjakan oleh PT. Sumber Cipta Yoenanda yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Lingga, tahun anggaran 2021 pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE