Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau memperketat izin masuk pengiriman ternak sapi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di daerah itu.
“Kami bersama dinas (terkait) di provinsi dan dinas kota sudah mengantisipasi itu. Jadi intinya sekarang, hewan-hewan seperti sapi yang masuk ke Batam sudah kami perketat,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Batam Mardanis di Batam, Rabu.
Pengetatan yang dimaksud Mardanis, seperti pengurusan surat izin rekomendasi untuk bisa masuk ke Batam.
“Yang wajib mengurus surat rekomendasi itu sekarang dari dinas. Selama ini tidak ngurus ke dinas, hanya ke karantina,” ucapnya.
Teknisnya, kata dia, ternak yang akan masuk Batam harus ada izin dari daerah asal atau tempat mereka didatangkan.
“Sekarang kami wajibkan ngurus dari rekomendasi kita, dan harus ada izin dari daerah asal,” katanya.
Pihaknya juga sudah mengerahkan anggota untuk menyosialisasikan ke rumah jagal yang ada di Batam tentang penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Saya juga sudah menyuruh anggota dinas saya untuk turun menyosialisasikan ke rumah jagal di Temiang,” tutur Mardanis.
Hingga saat ini, katanya, belum ditemukan kasus PMK di Batam.
Seorang pedagang daging sapi di Pasar Mega Legenda Anwar mengaku khawatir dengan informasi temuan kasus tersebut.
“Udah baca tadi beritanya, kebanyakan masih di daerah Jawa. Takut juga sih kalau berdampak ke sini, soalnya kan sapi kami itu dari luar pulau semua, mudah-mudahan nggak sampai ke Batamlah,” ucap dia.
Komentar