ISPA masuk lima besar penyakit yang mendominasi di Tanjungpinang

id Dinkes,kepri,ISPA, masuk 5 besar,penyakit,mendominasi,Tanjungpinang

ISPA masuk lima besar penyakit yang mendominasi di Tanjungpinang

Kepala Dinas Kesehatab Tanjungpinang Elfiani Sandri (Nikolas Panama)

Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau Elfiani Sandri menyatakan Infeksi Saluran Penyakit Atas (ISPA) masuk lima besar sebagai penyakit yang mendominasi di daerah setempat

"Berdasarkan laporan pihak puskesmas, penderita penyakit ISPA masuk lima besar terbanyak yang ditangani tenaga medis," kata Sandri di Tanjungpinang, Kamis.

Menurut dia, sebagian penderita ISPA masih berusia di bawah 5 tahun. Anak-anak masuk dalam kelompok yang rentan tertular penyakit.

Baca juga:
Dua nelayan asal Kepri masih ditahan di Malaysia

Bawaslu Kepri yakin peminat Panwascam meningkat karena honor naik


"Imun tubuh mereka belum kuat sehingga masuk dalam kelompok rentan yang harus dijaga," ucapnya.

Sandri mengungkapkan untuk mencegah anak di bawah 5 tahun supaya tidak tertular ISPA sebaiknya para orang tua menjaga lingkungan rumah dan sekitar rumah tetap bersih.

"Makan-makanan yang bergizi," imbaunya.

Penyakit ISPA relatif tidak berbahaya, namun dampak kesehatan yang ditimbulkannya cukup berbahaya jika tidak ditangani secara serius. Anak-anak yang mengalami batuk, flu dan demam biasanya tidak mau makan. Akibatnya, mereka kekurangan asupan gizi.

"Kalau kekurangan gizi, tentu akan menimbulkan dampak lainnya. Ini yang harus dicegah melalui pengobatan yang benar," katanya.

Sandri menjelaskan ISPA berbeda dengan penyakit radang paru-paru. Orang yang menderita batuk, flu dan demam belum tentu menderita penyakit paru-paru.

"Gejala kedua penyakit itu hampir sama, namun penderita penyakit paru-paru sesak nafas sehingga saturasinya rendah," jelasnya.

Dokter dapat menggunakan alat bantu untuk mengetahui apakah seseorang itu mengalami penyakit paru-paru atau tidak, salah satunya melalui rontgen. Penyakit paru-paru yang belakangan ini menyerang cukup banyak anak-anak di bawah 5 tahun perlu ditangani secara serius di rumah sakit.

"Rumah sakit memiliki fasilitas dan alat kesehatan yang memadai, seperti bantuan pernafasan dan obat-obatan sehingga penderita penyakit itu dapat sembuh," katanya.

Baca juga:
Pendaftaran Panwascam Batam dibuka mulai 21 September 2022

Target penerimaan pajak Kepri naik Rp73 miliar


Sandri mengemukakan radang paru-paru disebabkan oleh virus, bakteri dan kuman. Virus yang menyerang pasien bukan berarti COVID-19.

"Jadi tidak semua penyakit paru-baru itu disebabkan COVID-19.

Virus, bakteri dan kuman itu juga berasal dari lingkungan yang tidak bersih. Rumah yang tidak terpapar sinar matahari sehingga lembab juga dapat menyebabkan ada bakteri dan kuman.

Berdasarkan teori kesehatan, kata dia sebanyak 45 persen bakteri, virus dan kuman yang menyerang orang itu berasal dari lingkungan yang tidak bersih.

"Sama seperti ISPA, penyakit paru-paru juga menular melalui udara dan pernapasan," katanya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE