Mahitala Unpar Buka Jalur Baru Puncak Elbrus

id mahitala, elbrus, kilimanjaro, jalur, baru, bendera, issemu, bandung, rusia, afrika, oseania

Mahitala Unpar Buka Jalur Baru Puncak Elbrus

Foto repro Tim Publikasi ISSEMU 2009-2012

Batam (ANTARA News) - Empat orang pendaki dari kelompok mahasiswa pencinta alam Mahitala Universitas Katolik Parahyangan membuka jalur baru dalam mencapai puncak Gunung Elbrus, daratan tertinggi di Rusia dan benua Eropa.

"Itu Indonesia route (jalur yang dibuka Indonesia) kata petugas Rescuer Elbrus," kata Sofyan Arief Fesa, ketua Tim Pendaki Mahitala Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dalam laporan kepada sekretariat di Bandung, Jumat 27 Agustus 2010, mengenai misi yang dituntaskan tim pada 24 Agustus 2010 setelah enam hari berjuang ke puncak.

Sofyan Arief Fesa (27, S-2), Frans Tumakaka (23), Janatan Ginting (21), dan Broery Andrew Sihombing (20) tergabung dalam tim "Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) 2009-2012.

Di samping puncak Elbrus, mereka telah menyelesaikan pendakian ke puncak Carstenz Pyramid (tertinggi di Oseania, 2009), dan Uhuru puncak Gunung Kilimanjaro, Benua Afrika (2010).

Audy Tanhati dari Tim Publikasi ISSEMU 2009-2012 mengabarkan tim yang memilih lintasan utara dan ketika summit attack melalui jalur baru tidak disertai pemandu.

"Kabar tadi pagi membuat kami terharu, setelah berhari-hari telekomunikasi terputus karena berbeda dengan di lintasan selatan via Treskol yang populer, di utara tim sulit tersambung dengan jaringan telepon seluler," katanya.

Tim mahasiswa pencinta alam itu sukses mengibarkan bendera Merah Putih, bendera Unpar, dan bendera Mahitala di puncak Elbrus, 5.462 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Puncak barat Elbrus itu pada 17 Agustus 2009 dicapai dua pendaki anggota lama Mahitala Unpar Budi Hartono Purnomo dan Go Sie Ling lewat jalur Treskol.

Lewat lintasan utara, Sofyan, Frans, Ginting dan Broery, lima jam dari Lenzrock (4.750 mdpl), mengarungi medan salju yang curam, membuat pijakan-pijakan dengan kapak es.

Mereka sempat diterpa "jetstream", angin kencang yang berderu seperti suara mesin jet, hingga akhirnya berhasil mengibarkan tiga bendera di puncak pada suhu minus 18 derajat celcius.

Tim ISSEMU kini beristirahat di ibukota Rusia dan mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskwa sebelum kembali Tanah Air pada 30 Agustus 2010. (A013//D007/Btm1)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE