Jayapura (ANTARA) - Tokoh Adat Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, mengapresiasi massa iring-iringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe melintas dengan aman dan tertib di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur.
Tokoh Adat Sentani Dantje Nere kepada ANTARA di Sentani, Jumat, mengatakan pihaknya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam prosesi penjemputan jenazah mantan Gubernur Papua LE di Kampung Harapan.
"Mendiang Lukas Enembe merupakan anak Kampung Harapan, sebagian masa remaja beliau hidup dan bertumbuh di kampung ini. Untuk itu sebagai bentuk penghormatan kami menjemput jenazah dengan budaya kami," katanya.
Menurut Dantje, mendiang Lukas Enembe banyak meninggalkan kesan bagi Kampung Harapan dan juga bagi Gereja yang ada disini.
"Tokoh adat, pemerintah kampung dan tokoh gereja bersama masyarakat menyambut jenazah LE dengan haru di Kampung Harapan, kami apresiasi massa pengiring karena sedikitpun tidak ada aksi pengrusakan karena budaya Papua dalam berkabung sudah kami pahami sebagai anak adat," ujarnya.
Dia menjelaskan masyarakat Papua yang menggunakan panah dan busur bukan untuk maksud jahat tetapi itu merupakan bagian dari budaya, terbukti saat prosesi penyambutan jenazah LE di Kampung Harapan berjalan aman dan damai.
"Orang Papua itu memiliki hati yang penuh dengan kasih, bila kita mengenal dan memahami budaya Papua maka saya yakin hal yang berlaku di Kampung Harapan juga berlaku di wilayah lain," katanya lagi.
Sementara itu, keluarga almarhum mantan Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan permohonan maaf atas aksi pembakaran sejumlah ruko di Kota Jayapura saat iring-iringan jenazah dari Sentani, Kabupaten Jayapura menuju ke Koya Tengah, Kota Jayapura pada Kamis (28/12).
"Saya atas nama keluarga menyampaikan permohonan maaf yang sedalam dalamnya atas semua peristiwa yang terjadi," kata Yunus Wonda, Perwakilan keluarga almarhum Lukas Enembe di Jayapura, Jumat.
Menurut Wonda, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Papua yang telah menerima jenazah almarhum Lukas Enembe dengan baik di Jayapura.
"Namun kami sangat menyayangkan ada beberapa peristiwa di Sentani, Waena dan Abepura yang mengakibatkan terjadinya pemukulan dan perusakan ruko serta restoran dan kantor maupun beberapa kendaraan," ujarnya.
Dia menjelaskan peristiwa tersebut tentu di luar pemikiran, rencana dan skenario dari pada pihak keluarga sebab sebelumnya telah diatur sesuai arahan gereja dan keputusan Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Papua.
"Jadi sekali lagi atas nama keluarga kami menyampaikan mohon maaf sebab kami ingin kedamaian dan kehangatan dari seluruh masyarakat Papua dalam mengantarkan jenazah almarhum bapak Lukas Enembe dari Sentani sampai ke Koya," katanya lagi.
Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) itu menambahkan pihak keluarga menginginkan semua proses pemakaman almarhum Lukas Enembe harus berjalan dengan baik dan penuh tanggung jawab dengan penuh kedamaian.
Dia menambahkan hal tersebut sesuai dengan motto almarhum saat menjabat sebagai Gubernur Papua yakni "Kasih menembus perbedaan".
"Ini memang di luar dan harapan keluarga kami dan kami berharap semua masyarakat tidak terpengaruh isu yang dapat menimbulkan kekacauan," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tokoh adat apresiasi iringan jenazah Enembe tertib di Kampung Harapan
Komentar