Konsumsi solar di Tanjungpinang capai 2.000 kiloliter perbulan

id tanjungpinang,kepri

Konsumsi solar di Tanjungpinang capai 2.000 kiloliter perbulan

Sales Branch Manager PT Pertamina wilayah Tanjungpinang, Bintan, Anambas dan Natuna M. Ryan Primananda. (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - PT Pertamina menyampaikan konsumsi BBM jenis solar di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) per bulan mencapai 1.500 sampai 2.000 kiloliter yang tersebar di tujuh SPBU reguler dan dua SPBU kompak.

"Sampai bulan Juli 2024, realisasi penggunaan solar di Tanjungpinang rata-rata 1.500 sampai 2.000 kiloliter," kata Sales Branch Manager PT Pertamina wilayah Tanjungpinang, Bintan, Anambas dan Natuna M. Ryan Primananda di Tanjungpinang, Selasa.

Ryan memastikan stok BBM solar di Tanjungpinang sampai saat ini masih mencukupi. Hal itu sekaligus menjawab persoalan antrean panjang kendaraan pengisian solar yang belakangan terjadi di sejumlah SPBU di pusat ibukota Provinsi Kepri tersebut.

Baca juga: PAD pada APBD Perubahan Kepri 2024 diproyeksi naik Rp214 miliar

"Antrian panjang di SPBU tidak berkaitan dengan ketersediaan stok solar, namun memang permintaan masyarakat tinggi," kata dia.

Selain itu, kata dia, antrean kendaraan di SPBU juga dipengaruhi oleh kebijakan penerapan fuel card atau kartu BBM yang bertujuan agar penyaluran bahan bakar solar lebih tepat sasaran.

Ia mencontohkan di Kabupaten Bintan, pemerintah daerah setempat sudah menerapkan kebijakan penggunaan fuel card guna memitigasi penyalahgunaan BBM subsidi.

Dengan menggunakan fuel card maka tiap-tiap kendaraan dibatasi mengisi solar 60 liter untuk sekali pengisian atau tidak boleh dari satu kali.

Baca juga: Kemenag Batam kampanyekan penolakan aksi bunuh diri dan judi online

"Khusus di Tanjungpinang juga sudah mulai beranjak menggunakan fuel card, namun masih dalam tahap sosialisasi menuju diluncurkan," ujar Ryan.

Dia turut menegaskan belum ada ditemukan adanya indikasi penyimpangan BBM subsidi di SPBU se-Tanjungpinang, karena kendaraan yang mengisi solar selama ini masih menggunakan kartu BBM Frizzi, dan nomor polisi kendaraan pun masih sama dengan yang tertera di kartu tersebut.

"Cuma memang ada beberapa kendaraan dari Bintan mengisi BBM di Tanjungpinang, sehingga ikut mempengaruhi antrean di SPBU," katanya.

Ryan menambahkan untuk stok BBM jenis Pertalite di Tanjungpinang relatif aman dan cukup, dengan rata-rata kebutuhan selama periode 2024 sekitar 4.000 kiloliter per bulan.

Baca juga:
Pengamat Kemaritiman ingatkan ancaman keberadaan Kapal Supertangker MT Arman 114

Bakamla RI bangun gedung sistem peringatan dini di Natuna Kepri

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE