Kafilah Kepri peringkat 10 di MTQ Nasional Ke-30 Kaltim

id Mtq ke 30, mtq kaltim, kafila kepulauan riau, mtq

Kafilah Kepri peringkat 10 di MTQ Nasional Ke-30 Kaltim

Para peserta MTQ ke X tingkat Provinsi Kepri asal Kabupaten Natuna yang mendapatkan peringkat. (ANTARA/HO-Pemkab Natuna)

Batam (ANTARA) -

Kafilah Provinsi Kepulauan Riau menempati peringkat ke-10 dari 35 provinsi peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional Ke-30, yang berlangsung di Kalimantan Timur pada 8-15 September 2024.
Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Kepulauan Riau Riama Manurung dikonfirmasi di Batam, Selasa, mengatakan beberapa peserta Kepulauan Riau berhasil mengukir prestasi di berbagai cabang perlombaan.
"Alhamdulillah, untuk kategori satu juz dan tilawah putra-putri, kami berhasil meraih juara dua dan tiga. Selain itu, peserta dari cabang tuna netra putri juga berhasil mendapatkan juara tiga," kata Riama.

Baca juga: Dishub Batam ajak masyarakat manfaatkan layanan SIDEREK

Selain itu, kata dia, beberapa peserta lainnya juga mendapatkan predikat juara harapan, yang tahun ini memiliki bobot nilai tersendiri.
“Tahun ini, peringkat harapan mendapat nilai, berbeda dari sebelumnya. Kami meraih harapan satu di cabang lima juz tilawah putra dan murotal remaja putra," ujarnya.
Kafilah Kepri juga meraih harapan dua di cabang tuna netra putra dan kaligrafi digital.
"Sedangkan tartil putra meraih harapan tiga," katanya.
Riama mengakui ada penurunan prestasi jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Pemkab Natuna gelar bimtek cara mengolah hasil perikanan sesuai standar

"Ini sedikit turun, karena tahun lalu Kepri menempati peringkat tujuh nasional. Bahkan, pada STQ Nasional di Jambi, kami berhasil menduduki peringkat empat," ujarnya.
Menurut dia, penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dukungan anggaran dan persiapan yang dinilai kurang optimal.
"Salah satu penyebabnya adalah persiapan yang tidak maksimal," paparnya.
Tahun lalu, lanjut dia, tiga bulan sebelum berangkat, peserta sudah menjalani training center (TC) intensif dengan pelatih nasional. Tahun ini, karena keterbatasan anggaran, peserta hanya menjalani TC mandiri di tingkat lokal dengan pelatih daerah.
"Tentu saja ini berdampak pada performa mereka di tingkat nasional,” katanya mengungkapkan.
Terkait kondisi ini, kata dia, bisa menjadi evaluasi penting bagi pemerintah daerah untuk memberikan dukungan lebih serius kepada para peserta MTQ.
"Dukungan pemerintah sangat diperlukan, terutama dalam menyediakan anggaran yang memadai untuk kebutuhan peserta dan pelatih selama satu tahun sebelum MTQ Nasional diselenggarakan," katanya.
Dukungan dan persiapan ini diperlukan, lanjut dia, karena tahun depan MTQ Nasional akan diadakan di Papua, yang jaraknya lebih jauh.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE