Dinkes Kepri: Waspadai penyakit leptospirosis ketika musim hujan

id Dinas kesehatan kepri,dinkes kepri,penyakit,musim hujan,leptospirosis,tanjungpinang

Dinkes Kepri: Waspadai penyakit leptospirosis ketika musim hujan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri Mochammad Bisri. ANTARA/Ogen

Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Mochammad Bisri mengimbau masyarakat setempat agar mewaspadai penyakit leptospirosis seiring memasuki musim penghujan belakangan ini.

Bisri menjelaskan penyakit leptospirosis merupakan salah satu penyakit penyerta banjir yang dipicu musim hujan. Jenis penyakit yang satu ini jarang diketahui oleh masyarakat.

"Khususnya warga yang tinggal di daerah rawan banjir saat musim hujan, harus lebih waspada terhadap serangan penyakit leptospirosis," kata Bisri di Tanjungpinang, Rabu.

Menurut Bisri, penyakit leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri bernama leptospira interrogans, di mana bakteri ini bisa bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi dan menyebar melalui urine atau darah hewan tersebut.

Beberapa jenis hewan pembawa bakteri leptospirosis ialah anjing, kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi, serta hewan pengerat, contohnya tikus yang sering muncul saat banjir.

Selain itu, kata Bisri, seseorang yang bersentuhan langsung dengan air, tanah, dan makanan terkontaminasi urine hewan pembawa leptospirosis juga berisiko terkena penyakit tersebut.

"Bakteri itu bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit pada luka terbuka, kulit kering atau lapisan lendir tubuh seperti mata, hidung dan mulut," ungkap Bisri.

Baca juga: Dinkes Kota Tanjungpinang berhasil menangani lonjakan kasus malaria

Bisri melanjutkan ada beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh pasien terjangkit penyakit leptospirosis, antara lain demam mendadak, lemah, mata merah, kekuningan pada kulit, sakit kepala dan nyeri otot betis.

Oleh karena itu, Bisri meminta masyarakat proaktif melakukan upaya pencegahan leptospirosis dengan langkah-langkah antara lain menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan, lalu mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.

Selain itu, hindari genangan air kotor saat banjir dan pastikan kebersihan air sebelum meminumnya, kemudian jauhi binatang rentan terinfeksi bakteri, terutama tikus liar yang paling sering membawa bakteri leptospira.

Selanjutnya, mandi segera setelah berolahraga atau beraktivitas di dalam air, mengenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira, serta menggunakan disinfektan bila diperlukan.

"Dengan mengutamakan langkah pencegahan, diharapkan masyarakat lebih berhati-hati terhadap penyakit penyerta banjir tersebut," ucap Bisri.

Ia turut mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit leptospirosis supaya segera dapat penanganan dari petugas medis.

Baca juga: Dinkes Tanjungpinang imbau warga yang miiliki kontak erat TB lakukan terapi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE