Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rustam mengatakan pihaknya berhasil menangani lonjakan kasus malaria yang terjadi dalam dua tahun terakhir.
"Tanjungpinang mengalami peningkatan jumlah kasus malaria dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2022, tercatat nol kasus malaria," kata Rustam di Tanjungpinang, Rabu.
Namun pada 2023, kata dia, muncul sembilan kasus di Pulau Dompak, dan 2024 terjadi lonjakan sebanyak 237 kasus di Kelurahan Kampung Bugis, dengan 216 di antaranya merupakan kasus indigenous atau berasal dari penduduk setempat, dan 21 kasus relaps atau impor.
Rustam mengklaim seluruh kasus tersebut, telah berhasil ditangani dengan baik. Peningkatan kasus terjadi pada minggu ketiga bulan Mei dan dapat dituntaskan pada akhir bulan Juni 2024.
“Jadi hanya memerlukan waktu sekitar 40 hari, sejak minggu ketiga bulan September 2024, tidak ditemukan lagi kasus Malaria di Tanjungpinang,” jelas dia.
Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menanggulangi malaria, Dinkes Tanjungpinang telah melaksanakan berbagai langkah strategis, antara lain penyelidikan epidemiologi melalui survei kontak untuk mengidentifikasi luas penularan dan faktor risiko lingkungan, serta pemeriksaan darah massal dan skrining malaria dari pintu ke pintu atau secara door to door.
Selain itu, upaya pencegahan juga dilakukan seperti penyemprotan dinding rumah dengan insektisida, fogging atau pengasapan, dan pemberantasan sarang nyamuk.
“Kami aktif melaksanakan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat serta memastikan pencatatan dan pelaporan yang baik melalui sistem e-SISMAL,” tambahnya.
Rustam optimistis kolaborasi dengan berbagai pihak atau stakeholder sangat penting untuk mempertahankan status eliminasi malaria di Tanjungpinang.
“Indonesia berkomitmen mencapai eliminasi malaria secara nasional pada 2030, dan Tanjungpinang telah meraih eliminasi malaria sejak 2014," ujarnya.
Dia turut mempertahankan bahwa status eliminasi malaria bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan. Dukungan dana desa, pembangunan pariwisata ramah lingkungan, serta pengawasan terhadap wisatawan domestik dan mancanegara merupakan faktor penting dalam upaya pencegahan malaria tersebut.
Berita Terkait
Pemkot Batam siapkan pembelian anggaran armada angkutan sampah
Rabu, 23 Oktober 2024 14:20 Wib
Dinkes Kepri: Waspadai penyakit leptospirosis ketika musim hujan
Rabu, 23 Oktober 2024 14:07 Wib
Bakesbangpol Natuna Kepri sosialisasikan tata kelola pendirian rumah ibadah
Rabu, 23 Oktober 2024 13:48 Wib
Polda Kepri: Pelaku usaha wajib patuhi aturan lalu lintas
Rabu, 23 Oktober 2024 8:17 Wib
Polda Kepri lengkapi berkas perkara 12 mantan Satresnakoba Barelang
Rabu, 23 Oktober 2024 7:46 Wib
Sejarawan ajak warga Kepri wujudkan pilkada damai lewat kearifan lokal
Rabu, 23 Oktober 2024 6:40 Wib
Melestarikan cagar budaya makam Embung Fatimah di Pulau Penyengat
Rabu, 23 Oktober 2024 6:08 Wib
BMKG prakirakan cuaca Kepri hari ini berawan
Rabu, 23 Oktober 2024 6:05 Wib
Komentar