Batam (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri) menargetkan terjadi sebanyak 50 juta transaksi keuangan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada tahun 2025 untuk wilayah Kepri.
Kepala Perwakilan BI Kepri Rony Widijarto mengatakan target ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai kegiatan, salah satunya lewat Pekan QRIS Nasional (PQN) yang digelar serentak di seluruh Indonesia, termasuk di pusat belanja Nagoya Hill Mall, Kota Batam.
“Dengan PQN, kami ingin masyarakat semakin mengenal QRIS. Tahun lalu jumlah transaksi mencapai 33,9 juta, target di tahun ini 50 juta transaksi. Dan dari Januari hingga Juni sudah hampir 30 juga transaksi,” kata Rony di Batam, Senin.
Rony menjelaskan, selain mendorong transaksi domestik, pihaknya juga memanfaatkan potensi pembayaran wisatawan mancanegara (wisman) melalui layanan QRIS Cross Border dan QRIS Tap.
Di tahun 2024, nilai transaksi dari Malaysia mencapai Rp7,8 miliar dan dari Singapura Rp1,8 miliar.
Pada Januari hingga Juni 2025, angkanya sudah naik menjadi Rp9,6 miliar untuk Malaysia dan Rp2,8 miliar untuk Singapura.
“Dengan QRIS Tap dan Cross Border, turis bisa bertransaksi lebih mudah dan nyaman,” ujarnya.
Pekan QRIS Nasional di Batam juga diramaikan lomba bertema kemerdekaan, seperti lomba pramuka dan karaoke kemerdekaan dari tanggal 11 hingga puncaknya pada 17 Agustus 2025.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi Kepri Aries Fhariandi mengapresiasi inisiatif BI yang dinilai berkontribusi positif pada digitalisasi di daerah.
“Kita harap QRIS tidak hanya ada di kota besar atau mal, tetapi juga sampai pasar tradisional, desa, pelosok, dan pulau-pulau. Itu tantangan bersama kita,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kepri melalui Bappelitbangda mengaku siap bersinergi dengan BI dalam memperluas jangkauan penggunaan QRIS.
Menurut Aries, salah satu fokus pemerintah daerah adalah mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, untuk beralih ke sistem pembayaran digital.
“Kami akan mengintegrasikan program pelatihan dan pendampingan UMKM dengan sosialisasi QRIS. Dengan begitu, para pelaku usaha tidak hanya paham cara menggunakannya, tetapi juga mengerti manfaatnya untuk memperluas pasar,” ujarnya.
Pemprov juga akan melibatkan kabupaten/kota dalam memastikan akses internet memadai di pulau-pulau agar penerapan QRIS berjalan maksimal.
“Kalau infrastruktur jaringan lancar, literasi keuangan berjalan, dan masyarakat sudah terbiasa, target untuk meningkatkan volume transaksi juga bisa tercapai,” katanya.

Komentar