Batam (ANTARA Kepri) - Perusahaan pertambangan Indopura Resources menggesa produksi bubuk alumina di Batam, kata Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Kota Batam Gustian Riau.
"Mereka menginginkan 2013 sudah melakukan kegiatan," kata Gustian Riau di Batam, Rabu.
Gustian Riau mengatakan Indopura yang menggandeng perusahaan asal China Hainan menggesa produksinya untuk dapat memenuhi kebutuhan bubuk alumina dalam negeri.
Ia mengatakan, Indopura yang sebelumnya terkendala lahan, sudah mendapatkan tempat untuk membangun penyulingan bauksit di Batam.
Rencananya, perusahaan itu berlokasi di Kabil, kata dia.
"Mereka yang pilih lokasinya sendiri, karena mereka ingin dekat pantai agar transportasi lautnya lancar," kata dia.
Pemerintah Kota Batam, kata dia, berupaya melancarkan investasi senilai 700 juta dolar AS.
"Kami berupaya melancarkan perizinan. Agar bisa mempercepat pembangunan perusahaan," kata dia.
Bila sudah berdiri, perusahaan itu akan mampu menyerap 5.000 tenaga kerja, kata dia.
Perusahaan pertambangan Indopura Resources menggandeng perusahaan asal China, Hainan Joint Enterprise Business Service Co.Ltd menanam modal sebesar 700 juta dolar AS untuk membangun pemurnian bauksit di Batam.
Pabrik bauksit di Batam, nantinya akan memanfaatkan hasil kekayaan tambang dari Ketapang, Kalimantan Barat.
Sebenarnya, Pulau Bintan dan beberapa pulau lain di Kepri memiliki kandungan bouksit. Namun, Indopura memilih menggunakan bahan baku dari Kalimantan Barat karena kuantitasnya yang lebih besar.
Dalam pengadaan bauksit Indopura dan Hainan dipasok dari PT Laman Mining yang memiliki 27.000 haktare areal tambang di Ketapang.
Dengan teknologi tinggi, bauksit Kalimantan diolah menjadi bahan jadi serbuk alumina yang memiliki nilai tambah tiga hingga lima kali lipat.
Tiap tahunnya perusahaan dua negara itu akan memproduksi serbuk alumina satu juta metrik ton dari bahan baku 2,7 juta metrik ton. (ANTARA)
Editor: Rusdianto
Komentar