Natuna (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sebagai langkah utama mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), menyusul adanya kasus 17 warga terserang penyakit menular tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, di Natuna, Jumat, mengatakan kasus DBD bisa terus meningkat apabila lingkungan tidak terjaga, terutama pada musim hujan.
Pada musim hujan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan penyebab penularan dan saat ini Natuna kerap dilanda hujan.
“DBD tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi membahayakan nyawa. Pencegahan yang paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan," ucap dia.
Ia menjelaskan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air yang tergenang dan bersih, misalnya di bak mandi, ember, pot bunga, talang air, hingga barang bekas yang menampung air hujan.
Nyamuk ini biasanya menggigit pada pagi dan sore hari, sehingga warga perlu mewaspadai aktivitas di jam-jam tersebut.
Baca juga: Pemkab Natuna beri obat cacing dua kali setahun kepada anak cegah cacingan
Untuk mencegah penularan, masyarakat bisa melaksanakan gerakan 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah yang bisa menampung air, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Untuk pencegahan lainnya, bisa menggunakan kelambu saat tidur, memasang obat nyamuk atau lotion anti nyamuk, serta menanam tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah.
“Kalau lingkungan bersih, nyamuk tidak punya tempat untuk berkembang biak. Inilah cara paling sederhana namun efektif untuk melindungi diri dan keluarga dari bahaya DBD,” jelas Hikmat.
Hikmat menegaskan pemerintah daerah melalui Dinkes dan Puskesmas akan terus menggencarkan upaya pencegahan, termasuk melakukan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan jentik nyamuk di rumah-rumah warga, hingga pengasapan atau fogging di lokasi yang dinilai rawan.
Namun ia menekankan bahwa fogging hanya dilakukan pada waktu tertentu, dan tidak menyelesaikan masalah apabila masyarakat tidak menjaga kebersihan lingkungan.
“Peran serta masyarakat adalah kunci utama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan warga. Jika semua rumah tangga peduli dengan lingkungan, maka rantai penularan DBD bisa diputus,” katanya menegaskan.
Baca juga: Sesmen UMKM: PLUT dukung pengembangan usaha di Natuna
Baca juga: Kementerian UMKM siapkan aplikasi dukung pengembangan usaha masyarakat

Komentar