Tanjungpinang (ANTARA) - Peneliti Sejarah pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI Dedi Arman menilai Engku Putri Raja Hamidah dari Provinsi Kepulauan Riau layak diusulkan menjadi pahlawan nasional karena dikenal sebagai sosok perempuan yang berani melawan penjajahan.
"Daerah-daerah lain sudah mengusulkan pahlawan nasional. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga bisa mengkaji dan menetapkan pahlawan daerah, yang nantinya berpeluang jadi pahlawan nasional," kata Dedi Arman di Tanjungpinang, Selasa.
Dedi menyebut Engku Puteri Raja Hamidah berpeluang diusulkan menjadi pahlawan nasional, karena dikenal sebagai sosok perempuan yang berani melawan penjajahan Belanda dan Inggris dalam mempertahankan regalia kerajaan, simbol sah penobatan sultan.
Engku Puteri Raja Hamidah merupakan puteri Raja Haji Fisabilillah dari Kerajaan Riau-Lingga (sekarang Kepri).
Saat pasukan Belanda menyerbu Pulau Penyengat, mereka mengancam Engku Puteri agar menyerahkan regalia. Namun, ia secara tegas menolak menyerahkan regalia meski ditodong senjata.
"Sosoknya betul-betul berani mempertahankan simbol kerajaan Melayu dari tangan para penjajah," ujarnya.
Baca juga: Polres Lingga tertibkan truk lori bawa BBM guna antisipasi tumpah ke jalan
Dedi menyampaikan dalam agenda-agenda budaya dan sejarah khususnya di Pulau Penyengat, nama Engku Puteri Raja Hamidah kerap diwacanakan untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional, tapi sampai saat ini belum terealisasi.
Menurutnya proses pengajuan pahlawan nasional dari daerah cukup rumit, dimulai dari kajian akademis yang dilakukan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), baru kemudian dikirim ke pusat guna dibahas oleh Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP).
Selain itu, dibutuhkan pula anggaran untuk keperluan tim kajian turun ke lapangan, mencari arsip, hingga menggelar forum grup diskusi (FGD) menyangkut usulan pahlawan nasional tersebut.
"Kalau soal penganggaran, itu kewenangan Dinas Sosial Kepri berkoordinasi dengan TP2GD," ungkapnya.
Dedi menambahkan penetapan pahlawan nasional berdampak pada pelestarian sejarah dan budaya lokal, jadi kebanggaan daerah, simbol keteladanan serta mendukung sektor wisata sejarah.
Dampak lainnya, perawatan makam pahlawan nasional turut dibiayai pemerintah pusat, termasuk pemberian dukungan uang Rp50 juta kepada ahli waris setiap tahunnya.
Dia mencontohkan makam tiga pahlawan nasional dari Kepri sampai saat ini masih terawat karena dibiayai pusat, yaitu makam Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji, dan Sultan Mahmud Riayat Syah.
"Anak-anak muda di Kepri harus mengenal tiga pahlawan nasional dari Kepri. Bagaimana kiprahnya maupun sisi keteladanan mereka," demikian Dedi Arman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti : Engku Puteri Raja Hamidah layak diusulkan pahlawan nasional

Komentar