Pemkab Karimun Biayai Perawatan Pasien Tuberkulosis

id Pemkab,Karimun,Biaya,perawatan,Pasien,tb,Tuberkulosis

Pemerintah daerah terus mendorong peningkatan pelayanan kesehatan, agar warga masyarakat sehat dan bebas dari penyakit
Karimun (Antara Kepri) - Bupati Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Aunur Rafiq menegaskan bahwa pemerintah kabupaten menanggung biaya perawatan, dan pengobatan pasien penyakit tuberkulosis atau TB.

"Insya Allah pengobatan pasien TB terutama dari keluarga yang tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah. Jadi, tolong disampaikan dan disarankan pasien untuk dibawa ke rumah sakit. Biayanya ditanggung pemerintah," kata dia dalam perayaan Hari Tuberkulosis atau TB Sedunia yang digelar Pimpinan Daerah Aisyiyah Karimun di Tanjung Balai Karimun, Sabtu.

Bupati Aunur Rafiq mengatakan, pemerintah daerah mendorong upaya untuk menekan angka pasien TB. Dia juga mengapresiasi Program Ketuk Pintu yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Karimun.

"Pemerintah daerah terus mendorong peningkatan pelayanan kesehatan, agar warga masyarakat sehat dan bebas dari penyakit," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi mengatakan, Program Ketuk Pintu pada 2016 dengan target sebanyak 1.400 rumah, dan realisasinya jauh melampaui target tersebut yang berjumlah sekitar 1.600 rumah.

"Itu belum termasuk dari puskesmas-puskemas, karena setiap puskesmas ditargetkan minimal 50 pintu. Kalau dijumlah secara keseluruhan, maka hingga tahun ini telah mencapai 2.618 pintu, cakupan ini bukan hanya dari kader TB," kata dia.

Rachmadi mengharapkan pada tahun ini, akan lebih banyak jumlah rumah yang dapat dijangkau melalui Program Ketuk Pintu sehingga makin terdeteksi pasien penderita TB atau dikenal juga dengan TBC.

"Penyakit TB hampir mirip dengan HIV. Sehingga harus cepat diketahui dan ditangani secara medis," ucapnya.

Penderita TB, jelas dia, harus segera diobati minimal selama enam bulan. Bila tidak sembuh maka dkan dilakukan dengan cara medis sisipan.

"Kalau belum sembuh juga, maka kategorinya sudah naik kelas, pengobatannya sulit. Dan kalau sudah di kelas 2, penderita akan kebal atau resisten terhadap obat," katanya.

Dikatakannya, penderita TB masih bisa sembuh jika dilakukan pengobatan secara baik dan intensif.

"Tahun lalu ditemukan 6 pasien TB yang sudah resisten obat, 3 di antaranya meninggal dunia," jelasnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Program Ketuk Pintu pada 2016, sebanyak 4 rumah positif TB melalui pengujian mikroskop, 6 TB secara klinis.

"Untuk 2016, jumlah kasus positif TB sebanyak 151 kasus. Pengobatan untuk warga tidak mampu, kita bantu dengan mendaftarkan pasien sebagai pesert BPJS Kesehatan yang iurannya dibayar melalui Dinas Sosial," ujarnya.

Sementara itu, Ketua PD Aisyiyah Karimun Erpin Selistyowati mengatakan, berdasarkan Program Ketuk Pintu pada 2016 kasus TB paling banyak ditemukan di Kelurahan Sei Lakam Barat dan Sei Lakam Timur Kecamatan Karimun, dan Kelurahan Sei Pasir Kecamatan Meral. (Antara)

Editor: A Jo Seng Bie

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE