Lingga (Antara Kepri) - Wakil Presiden Jusuf Kalla tanda tangani dan ucapkan sumpah setia Melayu Bugis dihadapan masyarakat Kabupaten Lingga, pada pembukaan kegiatan perhetalan Tamadun Melayu yang dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Linggan Daiklingga, Minggu.
"Jikalau tuan kepada Bugis tuanlah kepada Melayu, jikalau tuan kepada Melayu tuanlah kepada Bugis," kata Jusuf Kalla membacakan isi dari bait Sumpah Setia Melayu Bugis tersebut.
Sumpah tersebut menurutnya sangat penting dan monumental dari persatuan bangsa Indonesia dan sangat bersejarah yang menyatukan kedua wilayah antara barat dan timur.
Kemudian ditambahkannya bait berikutnya yang berbunyi, "Jikalau musuh kepada Melayu musuhlah kepada Bugis, jikalau musuh kepada Bugis musuhlah kepada Melayu," ujarnya.
Dalam sumpah tersebut juga disebutkan jika salah satunya mangkir maka akan mendapat laknat Allah sampai ke anak cucu. Untuk itu Wakil Presiden berpesan agar sumpah tersebut terus dijadikan pegangan untuk masyarakat Melayu dan Bugis yang memiliki kebudayaan yang berbeda namun tetap bersatu.
Sumpah tersebut juga bermakna bahwa pada masa itu, antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya sama-sama ingin berjuang untuk kepentingan yang lebih besar sehingga tidak mementingkan kepentingan masing-masing suku ras maupun agama. Sumpah tersebut juga mencerminkan budaya bangsa Indonesia yang selama ini selalu bersatu padu mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun dizaman itu banyak masuk pengaruh bangsa-bangsa lain namun antara Melayu dan Bugis tetap bersatu melawan penjajah. Dengan adanya semangat menjaga kebudayaan tersebut Wakil Presiden mengajak masyarakat dan pemerintah Kabupaten Lingga untuk terus berupaya melakukan berbagai gebrakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mendapat gelar Sri Perdana Mahkota Negara juga memberikan ucapan selamat kepada Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau atas pemberian Pahlawan Nasional kepada Sultan Mahmut Riayatsyah dan hari ulang tahun Kabupaten Lingga ke 14 di bulan November tahun 2017 ini. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir
Komentar