Tanjung Balai Karimun (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Laskar Melayu Bersatu (LMB) Provinsi Kepulauan Riau Datuk Panglima LMB Azman Zainal mengatakan, miliaran rupiah uang rakyat yang digunakan untuk membangun gedung pameran dan konvensi (KECC) di pesisir Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, terbuang percuma.
"Kalau pemerintah daerah tidak serius menyegerakan kelanjutan pembangunannya," kata dia di Tanjung Balai Karimun, Kamis.
Azman Zainal mengatakan gedung Karimun Exibhition dan Convention Centre (KECC) dibangun pada 2013.
"2013 ke 2019, menurut saya sudah sangat lama. Kerusakan bangunan yang terbengkalai makin parah karena hujan panas," kata dia.
Kerusakan tersebut, menurut dia, akan menambah beban anggaran. Di satu sisi, pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran untuk kelanjutan pembangunan gedung tersebut, dan di sisi lain harus ada anggaran tambahan untuk memperbaiki bagian bangunan yang mengalami kerusakan.
"Kalau bangunan itu terus dibiarkan terbengkalai, maka kerugian masyarakat terus makin besar karena kerusakannya bisa saja bertambah parah akibat panas dan hujan," kata dia.
Dia berharap pemerintah daerah memberikan prioritas untuk melanjutkan pembangunan gedung tersebut sehingga memiliki asas manfaat bagi masyarakat, apalagi gedung tersebut direncanakan akan digunakan untuk mendorong perekonomian masyarakat, terutama pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
"Harus jadi prioritas. Pangkas anggaran perjalanan dinas dan kegiatan seremonial, dan alihkan untuk pembangunan gedung itu. Ini penting sebagai wujud pembangunan yang berorientasi kepentingan publik," tuturnya.
Terkait kabar bahwa pemerintah daerah masih memiliki utang dengan kontraktor, Azman menilai pemerintah daerah juga harus memberikan prioritas untuk melunasi utang tersebut.
"Masakan utang sebesar itu tidak bisa dibayar, inikan sudah lebih dari lima tahun," katanya.
Gedung KECC yang belum rampung tersebut terbengkalai dan makin rusak pada beberapa bagian, seperti kaca-kaca banyak yang pecah, plafon sudah rusak dan lepas akibat hujan, intalasi listrik banyak yang hilang dan atapnya sudah banyak yang bocor.
"Ada kesan bangunan itu gedung tua yang tidak bertuan yang berdiri pada ruas jalan yang setiap hari dilewati para pejabat dan petinggi negeri," katanya.
Bupati Karimun Aunur Rafiq beberapa waktu lalu mengatakan, pembangunan gedung KECC belum dilanjutkan karena pemerintah daerah menunggak pembayaran pekerjaan proyek dengan kontraktor.
"Kita masih berutang dengan kontraktor, masih sekitar Rp5 miliar. Utang inilah yang akan kita upayakan penyelesaiannya lebih dahulu," kata dia.
Dia mengakui, gedung KECC yang dibangun dua lantai tersebut mulai rusak di beberapa sisi. Dinding kaca banyak yang pecah dan tangga menuju lantai dua menghitam akibat hujan dan panas.
Informasi dihimpun, gedung KECC dibangun pada 2013 oleh PT Nindya Karya dengan total anggaran Rp15,56 miliar.
Proyek ini terbengkalai dan masalah karena semula direncanakan dibangun di sisi darat dengan anggaran pematangan lahan sekitar Rp200 juta. Namun pada pelaksanaannya, pembangunannya dialihkan ke sisi laut tanpa persetujuan dari DPRD Karimun.
Permasalahan berlanjut dengan keterlambatan kontraktor menyelesaikan proyek. Dan proyek ini tidak selesai 100 persen karena spesifikasinya tidak lagi sesuai dengan rencana awal.
Komentar